Terima Kasih Atas Kunjungannya

Minggu, 11 November 2012

Pengertian Psikolinguistik


BAB I  PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Psikolinguistik adalah penggabungan antara dua kata “Psikologi” dan “Linguistik”.Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikolinguistik dan neurobiologis yang memungkinkanmanusia mendapatkan, menggunakan, dan memahami bahasa. Kajiannya semula lebih banyak  bersifat filosofis karena masih sedikitnya pemahaman tentang bagaimana otak manusia berfungsi. Psikolinguistik sangat erat kaitannya dengan psikologi kognitif.Psikolinguistik meliputi proses kognitif yang bisa menghasilkan kalimat yangmempunyai arti dan benar secara tata bahasa, termasuk juga proses yang membuat bisadipahaminya ungkapan, kata, tulisan, dan sebagainya.
Psikolinguistik perkembanganmembelajari kemampuan bayi dan anak-anak dalam mempelajari bahasa, biasanya metodeeksperimental dan kuantitatif.Psikolinguistik bersifat interdisipliner dan dipeajari oleh para ahli dalam berbagai bidangseperti psikologi, ilmu kognitif dan linguistik. Psikolinguistik adalah perilaku barbahasa yangdisebabkan oleh interaksinya dengan cara berfikir manusia untuk meneliti tentang perolehan produksi dan pemahaman terhadap bahsa. Pada komponen-komponen yang membentuk bahsaterdapat babarapa teori mengenai perolehan bahasa pada bayi dan balita yang bersumber pada perkembangan psikologi yang bersifat natur dan nurtur. Natur adalah aliran yang meyakini bahwa kemampuan manusia adalah bawaan sejak lahir, sedangkan nurtur adalah perolehan bahasa pada bayi dan balita yaitu diperoleh karena terbiasa dari bahasa ibu.Bahasa bisa didefinisikan dari berbagai sudut pandang. definisi yang banyak dipakaiorang yaitu bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitner yang dipakai oleh anggotasuatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.

B. Rumusan Masalah
 Rumusan masalah dari analisis pada anak usia 3 tahun mengunakan teori behaviorisme, narativisme dan kognitivisme yaitu:1.Bagaimana bahasa anak ditinjau menggunakan teori behaviorisme, kognitivisme, dannarativisme?2.Bagamana analisis bahasa anak dari segi morfologi, semantik, sintaksis, danfonologi?A.Tujuan PenyusunanTujuan penyusunan adalah sebagai berikut:1.Mengetahui bahasa anak yang ditinjau menggunakan teori behaviorisme,kognitivisme dan narativisme.2.Mengetahui analisis bahasa anak dari segi morfologi, semantik, sintaksis, danfonologi.A.Metode PenyusunanDalam penyusunan makalah ini penyusun menggunakan metode pustaka danobservasi secara langsung. Metode pustaka adalah mengunjungi perpustakaan denganmencari buku-buku yang bersangkutan sebagai sumber penulisan. Sedangkan obvervasimerupakan tinjauan langsung kelapangan dengan cara wawancara.

BAB II  KAJIAN TEORI
A. Sejarah Lahirnya Psikolinguistik 
Bahasa adalah alat kormunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alatucap manusia. Wundt (1832-1920), ahli psikologi berkebangsaan jerman. orang pertama yangmengembangkan secara sistematis teori mentalistik bahasa. wundt menyatakan bhwa bahasaadalah alat untuk melahirkan pikiran. Pada mulanya bahsa lahir dalam bentuk gerak-gerik yangdipakai untuk melahirkan perasaan-perasaan yang sangat kuat secara tidak sadar.Psikolinguistik adalah ilmu hibrida, yakni ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu: psikologi dan linguistik. Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad psikologiJerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan dasar prinsip-prinsip psikologis (Kess, 1992). Pada saat itu telaah bahasa mulai mengalami perubahan dari sifatnyayang estetik dan kultural ke suatu pendekatan yang “ilmia”. Psikologi berasal dari bahasa Inggris pscychology. Kata pscychology berasal dari bahasa Greek (Yunani), yaitu dari akar kata psycheyang berarti jiwa, ruh, sukma dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara etimologi psikologi beratiilmu jiwa.Von Humboldt (1767-1835) dalam buku psikolinguistik abdul Chaer mengatakan pakar linguistik kebangsaan Jerman, telah mencoba mengkaji hubungan antara bahasa (linguistik)dengan pemikirann manusia (psikologi). Caranya, dengan membandingkan tata bahasa dari bahasa-bahasa yang berlainan dengan tabiat-tabiat bangsa penutur bahasa itu dibandingkandengan pendapat Edward sapir). Dari perbandingan itu diperoleh kesimpulan bahwa bahasa (tata bahasa) suatu masyarakat menentukan pandangan hidup masyarakat penutur bahasa itu.John Dewey (1859-1952) pakar psikologi perkambangan kebangsaan amerika seorangempiris murni. Beliau telah mengkaji bahasa dan perkembangannya dengan cara menafsirkananalisis bahasa kanak-kanak berdasarkan prinsip-prinsip psikologi. Umpanya beliaumenyarankan agar penggolongan psikologi akan kata-kata yang diucapkan kanak-kanak dilakukan berdasarkan makna seperti yang dipahami kanak-kanak dan bukan seperti yangdipahami orang dewasa dengan bentuk-bentuk tata bahasa orang dewasa. Pengertian psikologi sebagai ilmu jiwa dipakai ketika psikologi masih berada ataumerupakan bagian dari filsafat, bahkan dalam kepustakaan kita pada tahun 50-an ilmu jiwa lazimdipakai sebagai padanan psikologi. Kini dengan berbagai alasan tertentu (misalnya timbulnyakonotasi bahwa psikologi langsung menyelidiki jiwa) istilah ilmu jiwa tidak dipakai lagi.Kridalaksana (1982: 140) pun berpendapat sama dengan menyatakan bahwa psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan perilaku dan akal budi manusiaserta kemampuan berbahasa dapat diperoleh.Emmon Bach (Tarigan, 1985: 3) mengemukakan bahwa psikolinguistik adalah suatu ilmuyang meneliti bagaimana sebenarnya para pembicara/pemakai bahasa membentuk/ membangunkalimat-kalimat bahasa tersebut. Sejalan dengan pendapat di atas Slobin (Chaer,2003: 5)mengemukakan bahwa psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan bahasa diperoleh manusia. Secara lebih rinci Chaer (2003: 6) berpendapat bahwa psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa,dan bagaimana struktur itu diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktumemahami kalimat-kalimat dalam pertuturan.Fonologi disebut juga widyaswara yang artinya ilmu yang membahas mengenai swarayang dapat membedakan wujud dan makna, membahas kesalahan suara yang tidak menyebabkan perubahan makna dan vocal (aksara jawa) dari huruf dalam kata yang mendapatkan akhirantertentu (modifikasi vokal).Morfologi berasal dari bahasa Inggris morphology, artinya cabang ilmu linguistik yangmempelajari tentang susunan atau bagian-bagian kata secara gramatikal. Secara etimologis,istilah morfologi sebenarnya berasal dari bahasa yunani, yaitu gabungan antara morphe yangartinya ‘bentuk’ dan logos berati ‘ilmu’. Morfologi adalah cabang ilmu linguistik (ilmu bahasa)yang mempelajari tentang bentuk kata, dan dampak dari perubahan itu terhadap arti dan kelaskata. Inti kajian morfologi adalah kata beserta aturan pembentukan dan perubahannya. Olehkarena itu dalam kajian bahasa jawa, morfologi disejajarkan dengan istilah Tata Tembung (tatakata).
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tatteinyang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalmiat.Semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsi tanda, dan produksi makna.Dardjowidjojo (2003:7)berpendapat bahwa secara rinci psikolinguistik mempelajari empat topik utama adalah sebagai berikut:a.komprehensi, yakni proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga merekadapat mengungkapkan apa yang dikatakan orang dan memahami apa yang dimaksud. b.produksi, yakni proses-proses mental pada diri kita yang membuat kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan.c.Landasan biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa, dand.Pemerolehan bahasa, yakni, bagaimana anak memperoleh bahasa mereka.Selain rincian diatas pemerolehan bahasa anak juga bisa dilihat melalui tiga teori diantaranyayaitu:1.Teori behaviorismeTeori ini pelopor utamanya adalah Jonh B. Watson yang mulanya adalah teori belajar dalam psikologi yang telah muncul sejak 1940-an s/d awal 1950-an. Pada teori iniotak bayi waktu dilahirkan sama sekali seperti
kertas kosong/piringkosong(tabularasa/blank slate), yang nanti akan diisi dengan pengalaman-pengalaman.Istilah bahasa menyiratkan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki dan digunakan, dan bukansesuatu yang dilakukan. Itulah sebabnya mereka menyebutnya dengan Verbal Behavior (perilaku verbal).Pengetahuan dalam bahasa manusia yang tampak dalam perilaku berbahasamerupakan hasil dari integrasi peristiwa-peristiwa linguistik yang diamati dan dialamimanusia. Dipandang sebagai kemajuan dari penerapan prinsip stimulus-respon dan prosesimitasi (peniruan). Kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak diperolehmelalui rangsangan dari lingkungannya dan anak dianggap sebagai penerima pasif daritekanan lingkungannya, tidak memiliki peranan yang aktif didalam proses perkembangan perilaku verbalnya. Ketika anak berbicara itu disebabkan oleh keberhasilan lingkungan  
yang membentuk anak itu. Proses perkembangan sama sekali ditentukan oleh lamanyalatihan yang diberikan oleh lingkungannya.2.Teori NarativismeTeori ini dipelopori oleh Noam Chomsky pada awal tahun 1960-an sebagai bantahan terhadap teori belajar bahasa yang dilontarkan oleh kaum behaviorismetersebut, yang kemudian menulis buku berjudul “(
 Review of B. F. Skinner’s Verbal  Behavior, 1959)
sebagai bantahan terhadap konsep skinner tentang belajar bahasa
 Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama, anak sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis telahdiprogramkan. Jadi lingkungan sama sekali lingkungan tidak punya pengaruh dalam proses pemerolehan (acquisition).Chomsky mengatakan bahwa Bahasa terlalu kompleks untuk dipelajari dalamwaktu dekat melalui metode
imitation
seperti anggapan kaum behaviorisme. Dan juga bahasa pertama itu penuh dengan kesalahan dan penyimpangan kaidah ketika pengucapanatau pelaksanaan bahasa
(performance).
Manusia tidak mungkin belajar bahasa pertama dari orang lain seperti klaimSkinner. Menurut Chomsky bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, karena: 1) perilaku bahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), pola perkembangan bahasa berlaku universal, dan lingkungan hanya memiliki peran kecil dalam proses pematangan bahasa. 2) bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat , tidak bergantung pada lamanyalatihan seperti pendapat kaum behaviorism.3.Teori kognitivismeMunculnya teori ini dipelopori oleh Jean Piaget (1954) yang mengatakan bahwa bahasa itu salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangankognitif. Jadi perkembangan bahasa itu ditentukan oleh urutan-urutan perkembangankognitif.Menurut Piaget struktur yang kompleks itu bukan pemberian alam dan bukansesuatu yang dipelajari dari lingkungan melainkan struktur itu timbul secara tak terelakkan sebagai akibat dari interaksi yang terus menerus antara tingkat fungsi kognisianak dengan lingkungan kebahasaannya.Kemampaun pembelajar sudah terprogram secara biologis untuk memilikikemampuan kognitif dan proses belajar terjadi dengan cara memetakan kategori  
linguistik kedalam kategori kognitif, serta apa yang dipelajari adalah tatabahasa sebuah bahasa. Jadi, sebetulnya kaum kognitivisme berusaha menggabungkan peran lingkungandan faktor bawaan, namun lebih besar ditekankan pada aspek berpikir logis (
the power of logical thinking.

BAB III PEMBAHASAN
Psikolinguistik dan pengajaran bahasa memang tidak dapat dipisahkan, karena fokus atautumpuan psikolinguistik adalah pemerolehan bahasa, di samping pembelajaran bahasa dan pengajaran bahasa.Pemerolehan bahasa adalah proses-proses yang berlaku di dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa bahasa ibunya. Proses-proses ketika anak sedang memperoleh bahasaibunya terdiri dari dua aspek: pertama aspek performance yang terdiri dari aspek-aspek  pemahaman dan pelahiran, kedua aspek kompetensi. Proses-proses pemahaman melibatkankemampuan mengamati atau kemampuan mempersepsikan kalimat-kalimat yang didengar sedangkan proses pelahiran melibatkan kemampuan melahirkan atau mengucapkan kalimat-kalimat sendiri. Kedua kemampuan ini apabila telah betul-betul dikuasai seorang anak akanmenjadi kemampuan linguistiknya.
Proses Penelitian
Disini penulis mencoba meneliti langsung tentang bahasa anak pada usia 3 tahun. Biodata anak yang penulis teliti adalah sebagai berikut. Nama : AJI WASKISTOTempat tanggal lahir : Rowejo, 22 januari 2008 Nama Ibu : Purwaninggsih Nama Ayah : Wagiso berasal dari keluarga sederhana, ibunya sebagai ibu rumah tangga ayahnya bekerja sebagai petani .Bahasa yang digunakan anak tersebut adalah bahasa jawa sesuai dengan yang diajarkan orangtua dan keluarganya  
Penulis mewawancarai anak yang bernama Aji Waskisto yang usianya 3 tahun. Penulismengajukan beberapa pertanyaan dan pertanyaannya itu akan di jawab oleh anak tersebut.Pertanyaan dan jawabannya sebagai berikut.
1.
Assalamualaikum ?
 – 
walaicum calam (walaikum salam)1.Namine sinten ? –Aji
1.
Aji putrane sinten nggih ?
 – 
mamak 1.Bapak’e ?
 – 
Bapak wagiso
1.
Sampun maem dereng?
 – 
Dereng
1.
Kalih napa ? – 
1.
Ibuk tansih napa ? –lenggah
1.
gadah mbak boten ? –ngadah
1.
mbak’e namine sinten?
 – 
wuri
1.
Mbak’e tanseh napa ? –sinau
1.
 bapak tanseh napa ? –lenggah
1.
Aji tanseh napa? –lenggahTidak hanya menjawab saja, dia juga aktif beryanyi :
 
KucingKucingku belang, belang –belang poletCukanya (sukanya) main, main caja (saja)Lompat kicini (kesini), lompat kecana (kesana)Kalau lapar, meong-meongDan beryanyi lagi, dengan jelas dan lincahKatakan rukun islam yang pertama ,syahadatKatakan rukun islam yang kedua, sholatKetiga berpuasaKeempat bayar zakatKelima naik haji numpak pesawat geng-gengBiodata anak yang kedua adalah sebagai berikut. Nama : ANGGY DELINDA KARTIKASARITempat tanggal lahir : ketawang, 12 febuari 2008 Nama Ibu : Sari Prasetyawati Nama Ayah : Suheri berasal dari keluarga sederhana, ibunya sebagai ibu rumah tangga ayahnya bekerja sebagai pengusaha daging ayam .Bahasa yang digunakan anak tersebut adalah bahasa jawa dan indonesia sesuai dengan yangdiajarkan orang tua dan keluarganya.Penulis mewawancarai anak yang bernama Anggy Delinda Kartikasari yang usianya 3 tahun.Penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan pertanyaannya itu akan di jawab oleh anak tersebut.Pertanyaan dan jawabannya sebagai berikut :
 
1.
Assalamualaikum ?
 – 
walaicum calam (walaikum salam)1.Namine sinten ? – 
1.
Anggy putrane sinten nggih ?
 – 
mamak 1.Bapak’e ?
 – 
Bapak heri
1.
Sampun maem dereng?
 – 
Dereng
1.
Kalih napa ? – 
1.
Ibuk tansih napa ?
 – 
Macak (masak) gurih
1.
gadah mbak boten ? –mboten
1.
mbak’e namine sinten? – 
1.
Mbak’e tanseh napa ? – 
1.
 bapak tanseh napa ? – 
1.
Anggy tanseh napa?
 – 
Mimik cucu (mimik susu) Biodata anak yang kedua adalah sebagai berikut. Nama : ALFIANTempat tanggal lahir : Purworejo,25 januari 2008 Nama Ibu : Partini
 
 Nama Ayah : Ahmat berasal dari keluarga sederhana, ibunya sebagai ibu rumah tangga ayahnya bekerja sebagai pengusaha daging ayam .Bahasa yang digunakan anak tersebut adalah bahasa jawa dan indonesia sesuai dengan yangdiajarkan orang tua dan keluarganya.Penulis mewawancarai anak yang bernama Alfian yang usianya 3 tahun. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan pertanyaannya itu akan di jawab oleh anak tersebut.Pertanyaan dan jawabannya sebagai berikut.
1.
Assalamualaikum ?
 – 
walaicum calam (walaikum salam)1.Namine sinten ?
 – 
Alfi (Alfian)
1.
Alfian putrane sinten nggih ?
 – 
mamak 1.Bapak’e ?
 – 
Bapak Kemat (Ahmat)
1.
Sampun maem dereng? –mpun
1.
Kalih napa ?
 – 
Sayur 
1.
Ibuk tansih napa ?
 – 
Anggi kalih dedek 
1.
gadah mbak boten ? –mboten
1.
mas? –ngadah
1.
Mas’e namine sinten ?
 – 
Albian Ananta
 
1.
 bapak tanseh napa ? – 
1.
Dolanan napa niku? –ball
 
A.Analisis bahasa anak dari segi fonologi
Analisis dari segi fonologi merupakan pendapatan bermacam-macam bunyi padaanak yang belum jelas identitasnya(Dardjowidjojo, 2003: 244). Segi fonologi ini dapatdianalisis dari pengucapan anak yang dilihat dalam setiap kata-kata yang keluar. Dengankata lain setiap pengucapan pada anak belum semua sempurna dan ada artinya.Berikut ini analisis dari segi fonologi anak tersebut:
1.
Anggi (3 tahun)
 – 
Uwis: [uwIs]
 – 
Ora: [
ra]
 – 
 Nyanyi: [nyanyI]
 – 
Mamak:[mama?]
 – 
Endhog:[edh
g]
1.
Aji (3 tahun)
 – 
Sampun:[sampUn]
 – 
Saged:[saged]
 – 
Mamak:[mama?]
 – 
 Nggih:[nggIh]
 – 
 Nyanyi: [nyanyI] – 
1.
Alfian (3 tahun)
 – 
Endhog:[edh
g]
 – 
Bola: [b
la]
 – 
Mamak:[mama?]
 
A.Analisis bahasa anak dari segi semantik 
Analisis dari segi semantik ini merupakan komponen semantik yang lebih lagikarena kata-kata macam apa yang dikuasai dan beberapa jumlahnya sangat tergantung pada keadaan masing-masing anak (Dardjowidjojo, 2003: 240). Pada segi semantik iniakan mengandung sebuah makna yang bisa membuat orang lain mengerti dengan apamaksud dari ucapannya. Hal tersebut dapat dilihat dari rangkaian katanya yangmembentuk kalimat.Berikut ini analisis ketiga anak dari segi semantik yaitu:
1. Alfian (3 tahun)Penanya: Namine sinten?Alfian jadi alfiArtinya: nama dia alfian ,akan tetapi dia belum bisamengucapkan dua konsonan ditengah.
2. Anggy (3tahun)Penanya : Anggy tanseh napa ?Mimik cucu : anak tersebut sedang minum susu
3. Alfian (3 tahun)Semua anggukannya mengartikan iya.
A.Analisis bahasa anak dari segi morfologi
Analisis segi morfologi merupakan analisis yang dilihat dari perubahan dan penambahan kata.analisis ketiga anak tersebut adalah:
 – 
Waalaikum calam
 – 
Alfian menjadi alfi
 – 
Bapak ahmat menjadi bapak kemat
 – 
Mimik susu menjadi mimik cucu
 – 
Boten menjadi mboten
 
B.Analisis bahasa anak dari segi sintaksis
Analisis dari segi sintaksis yaitu dalam perkembangan secara sintaksis merupakan bagian kalimat penuh , tetapi karena belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, hanyamenagambil satu kata (Dardjowidjojo, 2003: 246).Pada hasil analisis ketiag anak tersebut tidak ada yang menjawab satu kalimat jadisintaksisnya tidak ada.
C.Analisis bahasa anak dengan menggunakan teori behaviorisme, narativisme, dankognitivisme
Teori behariorismeTeori ini menjelaskan bahwa manusia terlahir bagaikan kertas kosong danmendapatkan pengalaman berbahasa dari lingkungan sekitar. Disini anak dianggap penerima pasif dan keberhasilan dalam berbahasa itu dari caralingkungan memberi stimulus pada anak tersebut. Proses ini perlu latihan darilingkungan.Dari teori diatas dapat kita lihat pada hasil wawancara pada ketiga anak usia 3 tahun dengan waktu dan latar yang berbeda.
 – 
Aji (3 tahun)Sesuai dengan keterangan diatas bahwa anak hanya sebagai penerima pasif. Hal tersebut bisa dibenarkan karena Aji hanyamenjawab pertanyaan dengan satu kalimat saja yang mana kata-katatersebut sudah mewakili maksud yang ada. Adanya keberanianmenjawab atau bisa menjawab ini juga di pengaruhi oleh keadaanlingkungan yang mendukung (tempat dan waktu).
 – 
Anggy (3 tahun)Begitu pula pada Anggy ,dia menjawab semua pertanyaan dengankata-kata yang bisa mewakili apa yang di maksudkan. Semua itukarena adanya dukungan dari lingkungan sekitarnya (tempat danwaktu).
 – 
Alfian(3 tahun)
 
Sedangkan pada Alfian dia banyak sekali diam,tetapianggukannya sesudah mewakili dari jawaban atas pertanyaan yangdiajukan. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi lingkungandisekitarnya yang kurang mendukung (tempat) dan adanya sifat malu.Jadi dari ketiga anak tersebut dapat disimpulkan bahwa teori behaviorisme ini benar adanya. Faktor lingkunganlah yang akan memberi stimulus pada anak.
Teori narativismeTeori narativisme menjelaskan bahwa bahasa bisa dikuasai secara ilmiah.Seorang anak sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya untuk bisa berbahasa. Dengan kata lain hal ini dapat diperoleh dari keturunan orang tua anak tersebut.Berikut ini analisis dari ketiga anak tersebut adalah sebagai berikut:
 – 
Aji (3 tahun)Aji menjawab pertanyaan tersebut dengan kata-kata yang bisadimengerti orang lain ini tidak semata-mata karena faktor keturunansaja. Faktor keturunan yang menganggap seorang anak itu cerdas atautidaknya. Sesuai dengan latar belakang orang tua aji yang berasal darikeluarga yang berpendidikn ini bisa jadi kepintar yang didapat ini dariorang tuanya.
 – 
anggy (3 tahun)Pada anggy ini dapat dilihat dari sikap dia yang berani dan dengantenang menjawab semua pertanyaan dapat disimpulkan bahwa denganlatar belakang orang tua yang berpendidikan menengah atas tidak  berpengaruh dengan kecerdasan anggy dalam menangkap maksudyang diutara oleh orang lain kepadanya.
 – 
Alfian (3 tahun)Sedangkan pada alfian ini hasil wawancara tidak begitu mengena. Hal ini jelas bukan karena faktor kecerdasan secara genetik.Karena pada kenyataannya latar belakang orang tua anak ini sama dengananggy yang sama-sama di beri pertanyaan setara. Dari ketiga anak tersebut
 
dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan dalam penguasaan bahasatidak hanya dilihat dari faktor ilmiah atau genetik saja.
Teori kognitvismePada teori ini dijelaskan bahwa

sama-sama mengakui adanya faktor  bawaan dan peran lingkungan, namun lebih pada kekuatan peran berpikir logissebagai penentu perkembangan bahasa. Jika dilihat dari penjelasan tersebut makateori ini bisa diterapkan pada hasil analisis ketiga anak tersebut.
 – 
Aji (3 tahun)Dilihat dari kedua orang tuanya maka aji mempunyaiketurunan/bawaan yang baik dan apalagi peran lingkungan sangatmendukung. Teori ini sangatlah tepat untuknya.
 – 
anggy (3tahun)Dari keturunan anggy bisa disimpulkan bahwa peran lingkunganlah yang sangat mendukungnya. Karena walaupun latar belakangorang tua yang berpendidikan menengah tetapi bukan berarti anggymempunyai kecerdasan yan pas-pasan.
 – 
Alfian (3 tahun)Begitu juga dengan alfian peran lingkungan dan faktor bawaansangat mempengaruhi sehingga membentuk keberhasilan perkembangan anak. Akan tetapi ada kemungkinan lain pada dirialfian yang bisa dilihat dari sifat pemalunya itu adalah bawaan darikecil.



PENUTUP
 
Maka dapat disimpulkan bahwa teori ini benar adanya. Seperti yang terlihat darihasil analisis ketiga anak diatas. Sesuai dengan keterangan diatas bahwa anak hanyasebagai penerima pasif. Hal tersebut bisa dibenarkan karena anggy hanya menjawab pertanyaan dengan satu kalimat saja yang mana kata-kata tersebut sudah mewakilimaksud yang ada. Adanya keberanian menjawab atau bisa menjawab ini juga di pengaruhi oleh keadaan lingkungan yang mendukung (tempat dan waktu). Setelahdiwawancarai dengan berbagai, dan melihat cara berkomunikasi serta tingkah laku anak tersebut penulis menyimpulkan bahwa anak tersebut menguasai bahasa lisan dengan baik walaupun pelafalannya belum terlalu jelas. Setelah di teliti faktor keluarga danlingkungan juga mempengaruhi. Dilihat dari faktor keluarga memang sangat berpengaruhkarena dalam keluarga ini mereka selalu mengajari cara berbicara yang baik denganmemperbanyak kosa kata dalam bahasa jawa dan menunjukkan nama-nama benda sertanama-nama hewan yang ada di sekitarnya. Dengan cara itu anak akan merespon danmengingatnya. Sifat anak tersebut bisa di golongkan sebagai anak pemberani. Hal initerbukti dengan cara dia menyampaikan jawaban, pertanyaan yang dia lontarkan sertakata-kata yang dia ucapkan kepada penulis.
 
DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjojo,Soejono.2010. Psikolinguistik:Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.
Jakarta.Yayasan Obor Indonesia
http://susilo.adi.setiawan.student.fkip.uns.ac.id/2009/10/21/pikiran-dan-bahasa-dalam-kajian- psikolinguistik/ 
http://bilikide.blogspot.com/2009/03/pengertian-bahasa_30.html 
"http://www.infodiknas.com/pemerolehan-bahasa-anak-usia-tiga-tahundalam-lingkungan-keluarga/" http://www.infodiknas.com/pemerolehan-bahasa-anak-usia-tiga-tahundalam-lingkungan-keluarga/ "http://elylucuimud.wordpress.com/2010/06/24/pemerolehan-dan-perkembangan-bahasa-anak/" http://elylucuimud.wordpress.com/2010/06/24/pemerolehan-dan-perkembangan-bahasa-anak

Tidak ada komentar: