Terima Kasih Atas Kunjungannya

Senin, 17 Maret 2014

ORANG TUAMU BUKAN BARANG RONGSOKAN

Di Jepang, dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orangtua yang sudah tidak berdaya, sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya. Pada suatu hari, ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan. Karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggend...ong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya, berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui. Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya. Justru si Ibu yang tampak tegar. Dalam senyumnya, dia berkata, 'Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa, Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini, rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-rantingkayu. Ibu takut kau tersesat. Ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah". Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras. Kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah. Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.

Seorang Istri Mengeluh Kepada Ibunya

“Ma…Aku sudah sebulan menikah. Aku sudah berusaha membuat masakan yang enak untuk suamiku. Kenapa masakanku masih saja tidak enak?” “Sabarlah anakku…Belajar itu butuh waktu…Tetaplah semangat…” Enam bulan kemudian sang anak bertemu ibunya lagi. “Ma…Apa aku ditakdirkan tidak bisa masak ya ma? Sudah enam bulan berlalu. Setiap hari aku berusaha masak yang enak, tapi masih saja masakanku terasa tidak enak…” “Apa yang kamu lakukan setiap hari itu anakku?” “Aku berusaha memasak sesuai resep dari mama…” “Dengan cara yang sama? Dengan bahan-bahan yang sama?” “Benar ma…Aku masak sesuai resep mama. Sejak awal langkahku sudah persis sama dengan resep mama. Bahan-bahannya juga sudah benar. Aku sudah berusaha melakukan yang terbaik” “Kamu tidak pernah merubah cara memasaknya? Atau mencari bahan merk lain?” “Nggak pernah ma…Aku sudah merasa persis sesuai resep sejak awal memasak” “Anakku…Sejatinya kamu hanya belajar memasak satu kali, saat awal kamu memasak. Lalu kamu ulang-ulang sebanyak seratus delapan puluh kali” “Maksudnya apa ma?” “ Saat kamu awal memasak dan mengetahui hasil masakanmu tidak sesuai harapan, kamu seharusnya mengevaluasi proses memasakmu. Dan kamu harus melakukan perubahan pada proses itu bila kamu ingin hasilnya berubah menjadi lebih baik. “ RENUNGAN: Teman-teman, memang benar bahwa syarat menuju sukses adalah konsisten dan bersungguh-sungguh. Namun bila hasil kerja kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita harus segera melakukan evaluasi dan merubah cara kerja kita. Suatu hal yang berbeda antara bekerja bertahun-tahun dengan bekerja setahun dan mengulangnya berkali-kali. Bila anda ingin mendapatkan HASIL yang BERBEDA, anda HARUS menggunakan CARA yang BERBEDA. Bila anda ingin mendapatkan HASIL yang LEBIH BAIK, anda HARUS melakukan dengan CARA yang LEBIH BAIK