Terima Kasih Atas Kunjungannya

Senin, 19 November 2012

Lembaran Semesta

Pelaut yang ulung adalah pelaut yang berani mengarungi luas samudera. Bila dirinya bimbang dan kehilangan arah, ia segera memandang bintang di langit sebagai petunjuk mata angin. Bagaimana dengan kita? Seberapa sering kita menatap bintang di hati agar arah dan jalan hidup kita senantiasa benar dan terjaga.
Kehidupan memang sebuah perjalanan yang melintasi berbagai jalur dan lintasan. Kadang jalur yng kita lalui begitu terjal dan berbatu. Bahkan tidak jarang kita temui banjir dan badai. Dalam situasi seperti ini kita membutuhkan panduan dan peta. Tetapi panduan dan peta saja tidak cukup. Terlebih di malam hari kita harus memasuki hutan belantara yang gelap gulita. Di sini kita membutuhkan nyala lentera dan obor.
Sesungguhnya, lentera selalu menyala di hati kita. Namun, diri kita yang sering kali mengabaikan keberadaan lentera itu. Lentera itu senantiasa bersinar melebihi sinaran bintang, bahkan matahari di angkasa. Namun karena awan keangkuhan (ego) terus-menerus menyelibungi hati, sinaran bintang tidak dapat menembus keluasan hati kita. Jadilah pelaut ulung di kedalaman samudera hati kita.

Hidayat, Komaruddin. 2010. 250 Wisdoms Membuka Mata, Menangkap Makna.Hikmah; Jakarta.

Tidak ada komentar: