Kelebihan utama studi kasus
adalah:
Fleksibilitas. Pendekatan studi kasus biasanya
lebih fleksibel karena disainnya memang ditujukan untuk mengeksplorasi suatu
permasalahan. Berbeda dengan pendekatan yang didisain dengan keinginan untuk
menguji suatu teori atau hipotesa, dengan sifat eksploratif studi kasus,
memungkinkan si peneliti untuk lebih fleksibel menyesuaikan arah penelitiannya
sesuai dengan perkembangan kegiatan penelitiannya. Tambahan pula, karena formatnya
yang lebih longkar, hal ini memungkinkan peneliti untuk memulai penelitiannya
dengan issu-issu atau pertanyaan umum kemudian mengerucut kepada
persoalan-persoalan khusus bersamaan dengan perjalanan pelaksanaan
penelitiannya itu sendiri.
Penekanan pada pemahaman konteks. Usaha mencari tahu melalui studi
kasus pendalaman pemahaman mengenai persoalan atau kelompok orang tertentu. Ini
mengarahkan pada terkumpulkanya informasi yang rinci atau detail tentang
persoalan atau kelompok orang yang menjadi focus kajian. Luaran dari studi
seperti ini adalah apa yang disebut thick description yakni deskripsi mendalam
tentang suatu persoalan atau kelompok orang dan segala konteks terkait
permasalahan atau kelompok orang tersebut.
Kelemahan dari studi kasus adalah:
1. Studi kasus seringkali dipandang
kurang ilmiah atau pseudo-scientific karena pengukurannya bersifat subjectif
atau tidak bisa dikuantifisir. Dalam hal ini, kritik ini juga mempertanyakan
validitas dari hasil penelitian studi kasus.
2. Karena masalah interpretasi
subjektif pada pengumpulan dan analisa data studi kasus, maka mengerjakan
pekerjaan ini relative lebih sulit dari penelitian kuantitatif.
3. Masalah generalisasi. Karena skupa
penelitian baik issu maupun jumlah orang yang menjadi target kajian studi kasus
sangat kecil, kemampuan generalisasi dari temuan pada studi kasus adalah
rendah.
4. Karena lebih bersifat deskriftif,
studi kasus juga dianggap kurang memberi sumbangan pada persoalan-persoalan
praktis mengatasi suatu masalah.
5.
Biaya
penyelenggaraan yang relative mahal. Karena kedalaman ibformasi yang digali
pada studi kasus, maka luangan waktu dan fikiran untuk mengerjakan studi kasus
jauh lebih banyak daripada studi dengan skala yang besar, tetapi hanya
melingkupi data yang terbatas. Untuk hal ini, sebagian orang menganggap bahwa
studi kasus lebih mahal dari pada penelitian-penelitian kuantitatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar