Terima Kasih Atas Kunjungannya

Sabtu, 17 November 2012

Memeluk Alam

Rangkullah alam seperti engkau memeluk kekasihmu. Kenali alam seperti engkau mengenali anak dan keluargamu sendiri.

Setelah kita menyadari bahwa alam adalah sahabat, bahkan bagian dari diri kita. Maka sudah sewajarnya, manusia mengambil banyak pelajaran dari alam dengan segala peristiwanya. Kebutuhan belajar dan mempelajari alam sama pentingnya dengan kebutuhan primer kita sebagai manusia, seperti makan dan minum. Sekali waktu, bahwa alam tengah bersenandung tentang kesedihan, kita harus peka ketika alam mengabarkan akan kepiluannya. Sampah yang menggunung di pantaran kali, limbah-limbah pabrik, dan cerobong-cerobong asap yang mengepul seakan ingin diceritakan dan dibagi dengan kita kesedihannya.

Siapa bilang alam adalah benda mati? Alam sesungguhnya memiliki jiwa yang senantiasa bergerak dan berevolusi. Namun, karena diri kita yang tak pernah peka, maka kita tak pernah mengerti atau barangkali tidak ingin mengerti betapa selama ini alam memberikan banyak pesan kepada kita, dan pesang agung itu sesungguhnya berisi tentang kehadiran-Nya.


Hidayat, Komaruddin. 2010. 250 Wisdoms Membuka Mata, Menangkap Makna.Hikmah; Jakarta.

Tidak ada komentar: