Terima Kasih Atas Kunjungannya

Senin, 15 Oktober 2012

Masalah Kependudukan Di Indonesia


A.  Kurangnya kepedulian program KB
Selama ini, masalah kependudukan boleh dikatakan masih kurang mendapat perhatian darimasyarakat maupun tokoh-tokoh masyarakat. Baik itu dari para politisi, tokoh agama, pakar ekonomi maupun tokoh masyarakat lainnya. Memang pada saat ini sebagian besar orang padaumumnya sudah tidak berkeberatan lagi dengan program untuk mengontrol kelahiran, tetapisayangnya masih kurang sekali kesadaran untuk melaksanakannya. Dianggap sebagai hal yangtidak penting. Padahal, kalau kita mau menyadari, sebenarnya masalah kependudukan ini adalahmasalah yang teramat penting. Tidak kalah pentingnya dengan berbagai macam masalah lainnyayang seringkali kita perdebatkan dalam berbagai seminar dan diskusi. Dan sebenarnya berkaitanerat dengan masalah ekonomi, hukum dan norma agama. Jadi, memang tidak bisa diabaikan begitu saja.Sebenarnya, masalah kependudukan ini sudah bisa diatasi dengan baik bila saja sejak dulu sudahada upaya yang sungguh-sungguh dari pihak pemerintah maupun tokoh-tokoh masyarakat untuk mengatasi masalah ini. Sayangnya, hal itu dulu masih belum ada. Dulu masih banyak orang yangmenentang program KB. Kalau pun sudah ada yang menyetujuinya, umumnya mereka masihenggan melaksanakannya.
Pada zaman Orde Lama, dari pihak pemerintah pun tidak adakesadaran akan masalah ini. Pada saat itu jumlah penduduk Indonesia masih berkisar 100 juta jiwa dan seandainya pada saat itu sudah ada upaya yang sungguh-sungguh tentunya tidak perlu penduduk Indonesia meledak seperti sekarang ini.Hingga saat ini memang masih banyak orang yang menganggap bahwa teori yang dikemukakan.oleh Malthus sudah tidak berlaku lagi karena adanya berbagai macam kemajuan pada bidang pertanian yang bisa melipatgandakan jumlah makanan. Tetapi, mereka nampaknya melupakan bahwa kemajuan teknologi bukanlah hanya pada bidang pertanian, tetapi juga pada bidangkesehatan dan kedokteran. Jadi, tingkat kematian menurun dengan cukup drastis sedangkantingkat kelahiran tetap bertambah menurut primitif rate. Maka semakin sesaklah bumi kita ini dan semakin sulitlah memenuhi kebutuhan pangan karena tingkat pertumbuhan penduduk dunia yangsekitar 1,2 persen per tahun sedangkan lahan pertanian hanya bertambah 0.8 persen saja. Jumlah ini pun semakin hari semakin berkurang saja karena semakin meningkatnya kebutuhanakan perumahan. Apalagi, kita memang tak akan pernah bisa menciptakan teknologi yang bisameningkatkan luas tanah di planet bumi. Jadi, hanya bila suatu saat kita memang telah bisamendirikan koloni di planet Mars atau galaksi yang lain dan bisa pergi ke sana dengan ongkossetara naik kereta Purbaya barangkali kita tak perlu susah payah mengatasi masalahkependudukan ini. Jadi, prediksi Malthus, atau lengkapnya Thomas Robert Malthus (1766-1834),dalam hal ini memang bisa dikatakan cukup tepat dan tetap berlaku hingga saat ini. Dan teoriMalthus tentang kependudukan yang ditulis dalam esainya yang berjudul Essay on the Principleof Population ini juga sebenarnya yang turut memberikan pengaruh yang sangat besar untuk meyakinkan Darwin tentang terjadinya proses seleksi alam dalam evolusi mahluk hidup. Malthusmenyatakan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk adalah berdasarkan deret geometri (1, 4, 9,16, ... dst.) sedangkan jumlah makanan hanyalah bertambah menurut deret aritmetika (1, 2, 3, 4,... dst.).
Hal ini tentu pada akhirnya akan menim¬bulkan persaingan mati-matian antar Homosapiens untuk memperebutkan sumber makanan karena berlebihnya jumlah penduduk. Memang pada saat ini tidak perlu sampai ada pertempuran antar negara untuk memperebutkan sumber makanan seperti yang terjadi pada suku-suku primitif, tetapi persaingan antar individu untuk memperebutkan sumber makanan (atau dalam hal ini cara untuk mencari makan alias pekerjaan)dalam skala yang sangat... sangat besar ternyata juga tak kalah buruk akibatnya karena tempatyang tersedia makin hari makin terbatas jumlahnya. Dalam masyarakat industri setiap orangmemang tak lagi mencari makan secara langsung dengan cara pergi ke sawah. Akibatnya, merekayang tidak mendapatkan tempat yang layak terpaksa mencari yang kurang layak, yang tidak mendapatkan yang kurang layak terpaksa mencari yang tidak layak. Dan dari hari ke hari merekaini semakin besar saja jumlahnya. Ini tentu pada akhirnya menimbulkan berbagai macam masalahsosial yang susah dibenahi.
Timbulnya pengangguran-pengangguran yang semakin melimpah ruah ini pun pada akhirnya menimbulkan banyak masalah juga karena orang yang tidak bekerja bukan berarti mereka lalu tidak makan. Mereka tetap makan juga dan banyak di antaranya yang kemudian terpaksa melakukan apa saja untuk menyambung hidupnya. Bila sebagian di antara mereka masih bersedia untuk menyambung hidup secara halal, maka ternyata banyak juga di antaranya yang kemudian terpaksa harus dengan cara melanggar hukum dan norma agama sebab kebutuhan perut memang tak dapat ditunda sehari pun. Bila kaum prianya banyak yang terjerumus melakukan kejahatan, maka kaum wanitanya banyak yang terperosok ke dalam prostitusi. Dan rasanya, tidak ada seorang pun yang bercita-cita untuk menjadi penjahat semasa kecilnya. Juga menurut sebuah penelitian, 95 persen wanita tuna susilasebenarnya juga ingin melakukan pekerjaan yang lain.[1] Yang halal, yang terhormat, yang baik- baik. Kalau ada. Yah, memang mana ada wanita yang semasa kecilnya pernah bercita-cita untuk menjadi pelacur.[2] Cobalah tanya anak-anak kecil di kampung Anda apa cita-cita merekaketika dewasa kelak. Apakah ada yang bercita-cita untuk menjadi pelacur?Karena itu, kita memang tidak bisa memberantas keja¬hatan, tidak bisa memberantas pelacuran, bila rakyat kita masih didera kemiskinan. Tidak bisa hanya dengan menembaki setiap penjahat karena mereka akan tumbuh lagi. Tidak bisa hanya dengan beramai-ramai membakari kompleks prostitusi karena mereka akan mencari tempat yang lain lagi. Bukan pekerjaan yang lain karena memang tidak ada.
Apa yang harus kita lakukan memang adalah memberantas penyebabnya,yaitu memberantas kemiskinan dan pengangguran. Dan salah satu cara memberantas kemiskinan dan pengangguran ini adalah dengan kontrol kelahiran sebab dengan kontrol kelahiran kita akan bisa dengan lebih mudah mengatasi kemiskinan karena akan terdapat ruang yang cukup bagisemua orang untuk mencari makan. Dengan itu pula kita akan bisa dengan lebih mudah mengatasi pengangguran karena kita memang akan bisa lebih mudah pula mengupayakan agar  pertumbuhan angkatan kerja senantiasa sesuai dengan lapan¬gan kerja yang tersedia. Bisa mengupayakan agar setiap orang bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang layak sehingga ia tidak akan mudah tergoda untuk melakukan hal-hal yang melanggar hukum maupun norma agama. Dengan tersedianya pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi setiap orang, makadengan demikian kita telah bisa memberantas kejahatan tanpa harus menembaki setiap penjahat.Bisa membasmi pelacuran tanpa harus membakar setiap kompleks prostitusi. Kita juga tidak lagi akan diresahkan oleh ulah para pemuda pengangguran yang nongkrong disudut-sudut jalan sambil bermabuk-mabukan. Mengompas orang yang kebetulan lewat. Juga tak  perlu lagi diresahkan oleh ulah "pak ogah" atau anak-anak jalanan yang sekedar mencari uang logam di setiap perempatan jalan. Mereka semua tidak akan ada bila mereka bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang layak. Mereka akan hidup tenang tentram di rumah bersama keluarganya, bersama istri dan anak-anaknya, bersama saudara dan keluarganya tanpa harus mencari mangsa atau menggangu orang lain di jalan-jalan.Jadi, hal utama yang harus kita lakukan memang adalah meniadakan kondisi lingkungan yang bisa menyebabkan terjadinya pelanggaran hukum dan norma agama tersebut. Tetapi, apa boleh buat, selama hal itu belum tercapai hukum yang tegas tetaplah harus dijalankan karena masyarakat pun haruslah bisa dijamin keamanannya. Akan tetapi, bila kita memang benar-benar mau memikirkan dan berupaya mengatasi masalah kependudukan dengan serius, maka secara perlahan-lahan angka kejahatan dan juga berbagai macam problem sosial lainnya akan bisa ditekan seminimal mungkin. Dan akan bersihlah bumi Indonesia ini dari pelacuran, kejahatan,kemiskinan dan pengangguran. Akan terciptalah negeri yang tata tentram serta sejahtera. Oleh karena itu, sekali lagi, kita memang harus berupaya memikirkan dan mengatasi masalah kependudukan ini dengan sebaik-baiknya. Tanpa itu, jangan harap kesejahteraan dankemakmuran akan bisa terwujud meskipun pemerintahan yang ada adalah pemerintahan yang benar-benar demokratis dan jujur sebab dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka akan semakin sulit pula bagi kita untuk mengatasi kemiskinan, pengangguran serta berbagai macam problem sosial lainnya. Kita bisa melihat bahwa dengan jumlah penduduk yang "hanya"200 juta saja sudah banyak orang yang keleleran, apalagi bila jumlah itu terus-menerus bertambah tanpa henti seperti yang terjadi selama ini. Akan semakin banyak orang miskin,semakin sempit tanah yang ada, semakin mahal harga rumah, semakin sulit dan mahal pula tanahkuburan (betapa malangnya nasib anak cucu kita nanti, apakah mesti kita larung saja mayatmereka di Laut Kidul?), juga akan semakin banyak kampung kumuh, semakin banyak pengemisdan kaum jembel, semakin sulit cari kerja, semakin banyak pengangguran, semakin banyak kejahatan, semakin banyak pak ogah´, semakin banyak anak jalanan, semakin marak prostitusi,semakin membanjir arus urbanisasi dan ke luar negeri, semakin sempit trotoar karena diserobotkaki lima, semakin macet jalan-jalan, semakin sulit cari tempat parkir, semakin bertimbun asap polusi, semakin sulit air tanah, semakin habis hutan lindung, semakin.... Dan seterusnya. Bolehditeruskan sendiri. Pokoknya, semuanya menjadi bertambah semangkin saja.Bila pun masih ada yang kurang yakin tentang hal ini bisa menengok ke negara-negara AsiaSelatan. Serba kumuh dan amburadul. Tingkat kesejahteraan rakyat dan jumlah buta hurufnya masihlah sangat memprihatinkan walaupun mereka adalah negara-negara yang demokratis, bahkan sampai ada yang dijuluki sebagai negara demokratis terbesar di dunia.
B.  Masalah Lingkungan
Selain menimbulkan berbagai macam masalah sosial, jumlah penduduk yang semakin bertambahini juga menimbulkan dampak pada masalah yang lain, yaitu masalah lingkungan. Semakin banyak penduduk berarti semakin banyak areal persawahan dan hutan yang berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk. Dan bila tadi sudah dibahas bagaimana jumlah penduduk yangsemakin bertambah ini menyebabkan urbanisasi dan menimbulkan berbagai masalah sosial dikota-kota, maka kali ini kita bisa melihat bagaimana mereka yang tinggal menetap di desa pun menimbulkan masalah lain yang tak kalah seriusnya, yaitu kehancuran hutan yang ada, termasuk  juga hutan lindung yang mesti dijaga.Meski demikian, ini bukanlah berarti bahwa perusakan hutan oleh perusahaan raksasa kemudian kita abaikan begitu saja sebab jumlah 20 hingga 40 persen dari ratusan juta hektar bukanlah jumlah yang sedikit. Dan bila dibiarkan, maka lama-lama pun akan bisa menghancurkan seluruh hutan yang ada.
Kerusakan hutan yang ditimbulkan oleh penebangan yang semakin menjadi-jadi, baik oleh penduduk lokal maupun perusahaan besar, selain mengakibatkan apa yang telah disebutkan diatas, juga akan bisa menyebabkan banjir, tanah longsor serta endapan lumpur. Di Serawak misalnya, erosi ini telah menyebabkan endapan lumpur mencemari dua pertiga sungai di sana.Entahlah apa pendapat Dr. Mahathir tentang masalah ini. Lenyapnya hutan tropis ini juga berartitidak akan ada lagi paru-paru dunia yang bisa menyerap polusi yang semakin melimpah, yang pada saat ini sebagian terbesar adalah hasil sumbangan dari negara-negara industri maju. Dan kelak ditambah dengan semua negara yang ada di dunia sebab semua negara-negara berkembang memang bercita-cita ingin menjadi negara industri besar. Besar-besaran kalau perlu, meskidengan gaji pekerja cukup kecil-kecilan saja.
Pada akhirnya, kerusakan hutan ini juga akan bisa memusnahkan jutaan spesies flora dan faunayang ada, termasuk juga tanaman yang bisa bermanfaat bagi obat-obatan. Tak sampai 30 tahunlagi, pada tahun 2020 diperkirakan sepersepuluh sampai seperlima dari 10 juta spesies tanamandan tumbuhan akan musnah sebab 50 persen dari spesies itu hidup di hutan-hutan tropis yangterus digerogoti. Dan sekali sebuah spesies musnah, ia akan musnah untuk selamanya. Bagi peminat ilmu alam, hal seperti ini akan bisa membuatnya merasa berduka. Barangkali perkataan Nietszche memang benar adanya. Dunia ini begitu indah,´ demikian katanya suatu ketika.Tetapi, ia mempunyai wabah yang sangat berbahaya: manusia.´Selain mengakibatkan kehancuran hutan yang ada, pertambahan penduduk yang semakin tak terkendali juga akan bisa mengakibatkan pencemaran yang luar biasa pada pantai dan lautan.Kini tamasya laut bukan lagi janji kenyamanan. Mereka yang dekat dengan pantai tahu bahwakini laut-laut begitu jorok, dipenuhi sampah plastik, dan ikan-ikan lenyap. Tapi, sebenarnya,tumpahan minyak, limbah pabrik dan sampah kota cuma masalah yang kasat mata.
Ancaman utama untuk laut, 70 sampai 80 persen dari seluruh polusi bahari adalah sedimen dan pencemar yang mengalir ke laut dari sumber daratan, seperti lapisan tanah teratas, pupuk, pestisida dansegala bentuk buangan industri. Terumbu karang, khususnya, amat rawan terhadap sedimen. Kinikarang yang menyediakan rumah bagi sebagian besar spesies ikan di dunia di sepanjang Asia,Australia dan Karibia mulai berkurang.Jadi, pertumbuhan penduduk yang tak terkendali ini memang bisa menyebabkan berbagai masalah dalam berbagai bidang kehidupan. Mengenai pencemaran pada lautan ini adalah suatuhal yang rasanya mengkhawatirkan mengingat dua pertiga negeri kita ini adalah terdiri darilautan. Terlebih lagi lautan sebenarnya menyimpan kekayaan yang selama ini belum tereksploitasi sepenuhnya. Ikan-ikan kita sebagian besar membusuk di lautan tanpa sempat dikail nelayan.

Tidak ada komentar: