BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Psikolinguistik
adalah penggabungan antara dua kata “Psikologi” dan
“Linguistik”.Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikolinguistik dan
neurobiologis yang memungkinkanmanusia mendapatkan, menggunakan, dan memahami
bahasa. Kajiannya semula lebih banyak bersifat filosofis karena
masih sedikitnya pemahaman tentang bagaimana otak manusia berfungsi.
Psikolinguistik sangat erat kaitannya dengan psikologi kognitif.Psikolinguistik
meliputi proses kognitif yang bisa menghasilkan kalimat yangmempunyai arti dan
benar secara tata bahasa, termasuk juga proses yang membuat bisadipahaminya
ungkapan, kata, tulisan, dan sebagainya.
Psikolinguistik
perkembanganmembelajari kemampuan bayi dan anak-anak dalam mempelajari bahasa,
biasanya metodeeksperimental dan kuantitatif.Psikolinguistik bersifat interdisipliner
dan dipeajari oleh para ahli dalam berbagai bidangseperti psikologi, ilmu
kognitif dan linguistik. Psikolinguistik adalah perilaku barbahasa
yangdisebabkan oleh interaksinya dengan cara berfikir manusia untuk meneliti
tentang perolehan produksi dan pemahaman terhadap bahsa. Pada
komponen-komponen yang membentuk bahsaterdapat babarapa teori mengenai
perolehan bahasa pada bayi dan balita yang bersumber pada perkembangan
psikologi yang bersifat natur dan nurtur. Natur adalah aliran yang
meyakini bahwa kemampuan manusia adalah bawaan sejak lahir, sedangkan
nurtur adalah perolehan bahasa pada bayi dan balita yaitu diperoleh karena
terbiasa dari bahasa ibu.Bahasa bisa didefinisikan dari berbagai sudut pandang.
definisi yang banyak dipakaiorang yaitu bahasa adalah suatu sistem simbol lisan
yang arbitner yang dipakai oleh anggotasuatu masyarakat bahasa untuk
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya
yang mereka miliki bersama.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari analisis pada anak usia 3 tahun mengunakan
teori behaviorisme, narativisme dan kognitivisme yaitu:1.Bagaimana bahasa anak ditinjau menggunakan teori
behaviorisme, kognitivisme, dannarativisme?2.Bagamana analisis bahasa anak dari segi morfologi, semantik,
sintaksis, danfonologi?A.Tujuan PenyusunanTujuan
penyusunan adalah sebagai berikut:1.Mengetahui
bahasa anak yang ditinjau menggunakan teori behaviorisme,kognitivisme
dan narativisme.2.Mengetahui analisis bahasa
anak dari segi morfologi, semantik, sintaksis, danfonologi.A.Metode PenyusunanDalam penyusunan makalah
ini penyusun menggunakan metode pustaka danobservasi secara langsung. Metode
pustaka adalah mengunjungi perpustakaan denganmencari buku-buku yang
bersangkutan sebagai sumber penulisan. Sedangkan obvervasimerupakan tinjauan
langsung kelapangan dengan cara wawancara.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Sejarah Lahirnya Psikolinguistik
Bahasa
adalah alat kormunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan
alatucap manusia. Wundt (1832-1920), ahli psikologi berkebangsaan jerman. orang
pertama yangmengembangkan secara sistematis teori mentalistik bahasa. wundt
menyatakan bhwa bahasaadalah alat untuk melahirkan pikiran. Pada mulanya bahsa
lahir dalam bentuk gerak-gerik yangdipakai untuk melahirkan perasaan-perasaan
yang sangat kuat secara tidak sadar.Psikolinguistik adalah ilmu hibrida, yakni
ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu: psikologi dan linguistik.
Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad psikologiJerman
Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan dasar
prinsip-prinsip psikologis (Kess, 1992). Pada saat itu telaah bahasa mulai
mengalami perubahan dari sifatnyayang estetik dan kultural ke suatu pendekatan
yang “ilmia”. Psikologi berasal dari bahasa Inggris pscychology. Kata
pscychology berasal dari bahasa Greek (Yunani), yaitu dari akar kata psycheyang
berarti jiwa, ruh, sukma dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara etimologi
psikologi beratiilmu jiwa.Von Humboldt (1767-1835) dalam buku psikolinguistik
abdul Chaer mengatakan pakar linguistik kebangsaan Jerman, telah mencoba
mengkaji hubungan antara bahasa (linguistik)dengan pemikirann manusia
(psikologi). Caranya, dengan membandingkan tata bahasa dari bahasa-bahasa
yang berlainan dengan tabiat-tabiat bangsa penutur bahasa itu
dibandingkandengan pendapat Edward sapir). Dari perbandingan itu diperoleh
kesimpulan bahwa bahasa (tata bahasa) suatu masyarakat menentukan
pandangan hidup masyarakat penutur bahasa itu.John Dewey (1859-1952) pakar
psikologi perkambangan kebangsaan amerika seorangempiris murni. Beliau telah
mengkaji bahasa dan perkembangannya dengan cara menafsirkananalisis bahasa
kanak-kanak berdasarkan prinsip-prinsip psikologi. Umpanya beliaumenyarankan
agar penggolongan psikologi akan kata-kata yang diucapkan
kanak-kanak dilakukan berdasarkan makna seperti yang dipahami kanak-kanak
dan bukan seperti yangdipahami orang dewasa dengan bentuk-bentuk tata bahasa
orang dewasa. Pengertian psikologi sebagai ilmu jiwa dipakai ketika psikologi
masih berada ataumerupakan bagian dari filsafat, bahkan dalam kepustakaan kita
pada tahun 50-an ilmu jiwa lazimdipakai sebagai padanan psikologi. Kini dengan
berbagai alasan tertentu (misalnya timbulnyakonotasi bahwa psikologi langsung
menyelidiki jiwa) istilah ilmu jiwa tidak dipakai lagi.Kridalaksana (1982: 140)
pun berpendapat sama dengan menyatakan bahwa psikolinguistik adalah ilmu
yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan perilaku dan akal budi manusiaserta
kemampuan berbahasa dapat diperoleh.Emmon Bach (Tarigan, 1985: 3) mengemukakan
bahwa psikolinguistik adalah suatu ilmuyang meneliti bagaimana sebenarnya para
pembicara/pemakai bahasa membentuk/ membangunkalimat-kalimat bahasa tersebut.
Sejalan dengan pendapat di atas Slobin (Chaer,2003: 5)mengemukakan bahwa
psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi
yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang
didengarnya pada waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan bahasa
diperoleh manusia. Secara lebih rinci Chaer (2003: 6) berpendapat bahwa
psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa,dan bagaimana
struktur itu diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktumemahami
kalimat-kalimat dalam pertuturan.Fonologi disebut juga widyaswara yang artinya
ilmu yang membahas mengenai swarayang dapat membedakan wujud dan makna,
membahas kesalahan suara yang tidak menyebabkan perubahan makna dan vocal
(aksara jawa) dari huruf dalam kata yang mendapatkan akhirantertentu
(modifikasi vokal).Morfologi berasal dari bahasa Inggris morphology, artinya
cabang ilmu linguistik yangmempelajari tentang susunan atau bagian-bagian kata
secara gramatikal. Secara etimologis,istilah morfologi sebenarnya berasal dari
bahasa yunani, yaitu gabungan antara morphe yangartinya ‘bentuk’ dan logos
berati ‘ilmu’. Morfologi adalah cabang ilmu linguistik (ilmu bahasa)yang
mempelajari tentang bentuk kata, dan dampak dari perubahan itu terhadap arti
dan kelaskata. Inti kajian morfologi adalah kata beserta aturan pembentukan dan
perubahannya. Olehkarena itu dalam kajian bahasa jawa, morfologi disejajarkan
dengan istilah Tata Tembung (tatakata).
Kata
sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata
tatteinyang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan
bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalmiat.Semantik adalah ilmu
yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsi tanda, dan produksi
makna.Dardjowidjojo (2003:7)berpendapat bahwa secara rinci psikolinguistik
mempelajari empat topik utama adalah sebagai berikut:a.komprehensi, yakni proses-proses mental yang
dilalui oleh manusia sehingga merekadapat mengungkapkan apa yang
dikatakan orang dan memahami apa yang dimaksud. b.produksi, yakni proses-proses mental pada diri kita yang membuat
kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan.c.Landasan biologis serta neurologis yang membuat
manusia bisa berbahasa, dand.Pemerolehan bahasa, yakni, bagaimana anak
memperoleh bahasa mereka.Selain rincian diatas pemerolehan bahasa anak
juga bisa dilihat melalui tiga teori diantaranyayaitu:1.Teori behaviorismeTeori ini pelopor utamanya adalah Jonh B.
Watson yang mulanya adalah teori belajar dalam psikologi yang telah muncul
sejak 1940-an s/d awal 1950-an. Pada teori iniotak bayi waktu dilahirkan sama
sekali seperti
kertas kosong/piringkosong(tabularasa/blank slate), yang nanti akan diisi dengan
pengalaman-pengalaman.Istilah bahasa menyiratkan suatu wujud, sesuatu yang
dimiliki dan digunakan, dan bukansesuatu yang dilakukan. Itulah sebabnya mereka
menyebutnya dengan Verbal Behavior (perilaku verbal).Pengetahuan dalam
bahasa manusia yang tampak dalam perilaku berbahasamerupakan hasil dari
integrasi peristiwa-peristiwa linguistik yang diamati dan dialamimanusia. Dipandang sebagai kemajuan dari penerapan
prinsip stimulus-respon dan prosesimitasi (peniruan). Kemampuan berbicara dan
memahami bahasa oleh anak diperolehmelalui rangsangan dari lingkungannya dan
anak dianggap sebagai penerima pasif daritekanan lingkungannya, tidak memiliki
peranan yang aktif didalam proses perkembangan perilaku verbalnya. Ketika
anak berbicara itu disebabkan oleh keberhasilan lingkungan
yang
membentuk anak itu. Proses perkembangan sama sekali ditentukan oleh
lamanyalatihan yang diberikan oleh lingkungannya.2.Teori NarativismeTeori ini dipelopori oleh Noam Chomsky pada
awal tahun 1960-an sebagai bantahan terhadap teori belajar bahasa yang
dilontarkan oleh kaum behaviorismetersebut, yang kemudian menulis buku berjudul
“(
Review
of B. F. Skinner’s Verbal Behavior, 1959)
sebagai
bantahan terhadap konsep skinner tentang belajar bahasa
.
Nativisme
berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama, anak sedikit
demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis
telahdiprogramkan. Jadi lingkungan sama sekali lingkungan tidak punya pengaruh
dalam proses pemerolehan (acquisition).Chomsky mengatakan bahwa Bahasa
terlalu kompleks untuk dipelajari dalamwaktu dekat melalui metode
imitation
seperti
anggapan kaum behaviorisme. Dan juga bahasa pertama itu penuh dengan
kesalahan dan penyimpangan kaidah ketika pengucapanatau pelaksanaan bahasa
(performance).
Manusia
tidak mungkin belajar bahasa pertama dari orang lain seperti klaimSkinner.
Menurut Chomsky bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, karena:
1) perilaku bahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), pola
perkembangan bahasa berlaku universal, dan lingkungan hanya memiliki peran
kecil dalam proses pematangan bahasa. 2) bahasa dapat dikuasai dalam waktu
singkat , tidak bergantung pada lamanyalatihan seperti pendapat kaum
behaviorism.3.Teori kognitivismeMunculnya
teori ini dipelopori oleh Jean Piaget (1954) yang mengatakan bahwa bahasa
itu salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari
kematangankognitif. Jadi perkembangan bahasa itu ditentukan oleh urutan-urutan
perkembangankognitif.Menurut Piaget struktur yang kompleks itu bukan pemberian
alam dan bukansesuatu yang dipelajari dari lingkungan melainkan struktur itu
timbul secara tak terelakkan sebagai akibat dari interaksi yang terus
menerus antara tingkat fungsi kognisianak dengan lingkungan kebahasaannya.Kemampaun
pembelajar sudah terprogram secara biologis untuk memilikikemampuan kognitif
dan proses belajar terjadi dengan cara memetakan kategori
linguistik
kedalam kategori kognitif, serta apa yang dipelajari adalah tatabahasa
sebuah bahasa. Jadi, sebetulnya kaum kognitivisme berusaha menggabungkan
peran lingkungandan faktor bawaan, namun lebih besar ditekankan pada aspek
berpikir logis (
the power
of logical thinking.
BAB III PEMBAHASAN
Psikolinguistik
dan pengajaran bahasa memang tidak dapat dipisahkan, karena fokus atautumpuan
psikolinguistik adalah pemerolehan bahasa, di samping pembelajaran bahasa
dan pengajaran bahasa.Pemerolehan bahasa adalah proses-proses yang berlaku
di dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa bahasa ibunya.
Proses-proses ketika anak sedang memperoleh bahasaibunya terdiri dari dua
aspek: pertama aspek performance yang terdiri dari
aspek-aspek pemahaman dan pelahiran, kedua aspek kompetensi.
Proses-proses pemahaman melibatkankemampuan mengamati atau kemampuan
mempersepsikan kalimat-kalimat yang didengar sedangkan proses pelahiran
melibatkan kemampuan melahirkan atau mengucapkan kalimat-kalimat sendiri. Kedua
kemampuan ini apabila telah betul-betul dikuasai seorang anak akanmenjadi
kemampuan linguistiknya.
Proses Penelitian
Disini
penulis mencoba meneliti langsung tentang bahasa anak pada usia 3 tahun. Biodata
anak yang penulis teliti adalah sebagai berikut. Nama : AJI WASKISTOTempat
tanggal lahir : Rowejo, 22 januari 2008 Nama Ibu : Purwaninggsih Nama
Ayah : Wagiso berasal dari keluarga sederhana, ibunya sebagai ibu rumah
tangga ayahnya bekerja sebagai petani .Bahasa yang digunakan anak tersebut
adalah bahasa jawa sesuai dengan yang diajarkan orangtua dan keluarganya
Penulis
mewawancarai anak yang bernama Aji Waskisto yang usianya 3 tahun.
Penulismengajukan beberapa pertanyaan dan pertanyaannya itu akan di jawab oleh
anak tersebut.Pertanyaan dan jawabannya sebagai berikut.
1.
Assalamualaikum
?
–
walaicum calam
(walaikum salam)1.Namine sinten ? –Aji
1.
Aji putrane
sinten nggih ?
–
mamak 1.Bapak’e ?
–
Bapak wagiso
1.
Sampun maem
dereng?
–
Dereng
1.
Kalih napa
? –
1.
Ibuk tansih
napa ? –lenggah
1.
gadah mbak
boten ? –ngadah
1.
mbak’e
namine sinten?
–
wuri
1.
Mbak’e
tanseh napa ? –sinau
1.
bapak
tanseh napa ? –lenggah
1.
Aji tanseh
napa? –lenggahTidak hanya
menjawab saja, dia juga aktif beryanyi :
KucingKucingku
belang, belang –belang poletCukanya (sukanya) main, main caja (saja)Lompat
kicini (kesini), lompat kecana (kesana)Kalau lapar, meong-meongDan beryanyi
lagi, dengan jelas dan lincahKatakan rukun islam yang pertama ,syahadatKatakan
rukun islam yang kedua, sholatKetiga berpuasaKeempat bayar zakatKelima naik
haji numpak pesawat geng-gengBiodata anak yang kedua adalah sebagai berikut. Nama
: ANGGY DELINDA KARTIKASARITempat tanggal lahir : ketawang, 12 febuari 2008 Nama
Ibu : Sari Prasetyawati Nama Ayah : Suheri berasal dari keluarga
sederhana, ibunya sebagai ibu rumah tangga ayahnya bekerja sebagai pengusaha
daging ayam .Bahasa yang digunakan anak tersebut adalah bahasa jawa dan
indonesia sesuai dengan yangdiajarkan orang tua dan keluarganya.Penulis
mewawancarai anak yang bernama Anggy Delinda Kartikasari yang usianya 3
tahun.Penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan pertanyaannya itu akan di
jawab oleh anak tersebut.Pertanyaan dan jawabannya sebagai berikut :
1.
Assalamualaikum
?
–
walaicum
calam (walaikum salam)1.Namine sinten ? –
1.
Anggy
putrane sinten nggih ?
–
mamak 1.Bapak’e ?
–
Bapak heri
1.
Sampun maem
dereng?
–
Dereng
1.
Kalih napa
? –
1.
Ibuk tansih
napa ?
–
Macak
(masak) gurih
1.
gadah mbak
boten ? –mboten
1.
mbak’e
namine sinten? –
1.
Mbak’e
tanseh napa ? –
1.
bapak
tanseh napa ? –
1.
Anggy tanseh
napa?
–
Mimik cucu
(mimik susu) Biodata anak yang kedua adalah sebagai berikut. Nama : ALFIANTempat
tanggal lahir : Purworejo,25 januari 2008 Nama Ibu : Partini
Nama Ayah
: Ahmat berasal dari keluarga sederhana, ibunya sebagai ibu rumah tangga
ayahnya bekerja sebagai pengusaha daging ayam .Bahasa yang digunakan anak
tersebut adalah bahasa jawa dan indonesia sesuai dengan yangdiajarkan orang tua
dan keluarganya.Penulis mewawancarai anak yang bernama Alfian yang usianya 3
tahun. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan pertanyaannya itu akan
di jawab oleh anak tersebut.Pertanyaan dan jawabannya sebagai berikut.
1.
Assalamualaikum
?
–
walaicum
calam (walaikum salam)1.Namine sinten ?
–
Alfi
(Alfian)
1.
Alfian
putrane sinten nggih ?
–
mamak 1.Bapak’e ?
–
Bapak Kemat
(Ahmat)
1.
Sampun maem
dereng? –mpun
1.
Kalih napa ?
–
Sayur
1.
Ibuk tansih
napa ?
–
Anggi kalih
dedek
1.
gadah mbak
boten ? –mboten
1.
mas? –ngadah
1.
Mas’e namine
sinten ?
–
Albian
Ananta
1.
bapak
tanseh napa ? –
1.
Dolanan napa
niku? –ball
A.Analisis bahasa anak dari segi fonologi
Analisis
dari segi fonologi merupakan pendapatan bermacam-macam bunyi padaanak yang
belum jelas identitasnya(Dardjowidjojo, 2003: 244). Segi fonologi ini
dapatdianalisis dari pengucapan anak yang dilihat dalam setiap kata-kata yang
keluar. Dengankata lain setiap pengucapan pada anak belum semua sempurna dan
ada artinya.Berikut ini analisis dari segi fonologi anak tersebut:
1.
Anggi (3
tahun)
–
Uwis: [uwIs]
–
Ora: [
ↄ
ra]
–
Nyanyi: [nyanyI]
–
Mamak:[mama?]
–
Endhog:[edh
ↄ
g]
1.
Aji (3
tahun)
–
Sampun:[sampUn]
–
Saged:[saged]
–
Mamak:[mama?]
–
Nggih:[nggIh]
–
Nyanyi: [nyanyI] –
1.
Alfian (3
tahun)
–
Endhog:[edh
ↄ
g]
–
Bola: [b
ↄ
la]
–
Mamak:[mama?]
A.Analisis bahasa anak dari segi semantik
Analisis
dari segi semantik ini merupakan komponen semantik yang lebih lagikarena
kata-kata macam apa yang dikuasai dan beberapa jumlahnya sangat
tergantung pada keadaan masing-masing anak (Dardjowidjojo, 2003: 240).
Pada segi semantik iniakan mengandung sebuah makna yang bisa membuat orang lain
mengerti dengan apamaksud dari ucapannya. Hal tersebut dapat dilihat dari
rangkaian katanya yangmembentuk kalimat.Berikut ini analisis ketiga anak dari
segi semantik yaitu:
1. Alfian (3 tahun)Penanya: Namine sinten?Alfian jadi alfiArtinya: nama dia alfian ,akan tetapi dia belum bisamengucapkan
dua konsonan ditengah.
2. Anggy
(3tahun)Penanya : Anggy tanseh napa ?Mimik cucu : anak tersebut sedang minum
susu
3. Alfian (3
tahun)Semua anggukannya mengartikan iya.
A.Analisis bahasa anak dari segi morfologi
Analisis
segi morfologi merupakan analisis yang dilihat dari perubahan
dan penambahan kata.analisis ketiga anak tersebut adalah:
–
Waalaikum
calam
–
Alfian
menjadi alfi
–
Bapak ahmat
menjadi bapak kemat
–
Mimik susu
menjadi mimik cucu
–
Boten menjadi
mboten
B.Analisis bahasa anak dari segi sintaksis
Analisis
dari segi sintaksis yaitu dalam perkembangan secara sintaksis
merupakan bagian kalimat penuh , tetapi karena belum dapat mengatakan
lebih dari satu kata, hanyamenagambil satu kata (Dardjowidjojo, 2003: 246).Pada
hasil analisis ketiag anak tersebut tidak ada yang menjawab satu kalimat
jadisintaksisnya tidak ada.
C.Analisis
bahasa anak dengan menggunakan teori behaviorisme, narativisme, dankognitivisme
➢ Teori
behariorismeTeori ini menjelaskan bahwa manusia terlahir bagaikan kertas kosong
danmendapatkan pengalaman berbahasa dari lingkungan sekitar. Disini
anak dianggap penerima pasif dan keberhasilan dalam berbahasa itu dari
caralingkungan memberi stimulus pada anak tersebut. Proses ini perlu latihan
darilingkungan.Dari teori diatas dapat kita lihat pada hasil wawancara pada
ketiga anak usia 3 tahun dengan waktu dan latar yang berbeda.
–
Aji (3
tahun)Sesuai dengan keterangan diatas bahwa anak hanya sebagai penerima
pasif. Hal tersebut bisa dibenarkan karena Aji hanyamenjawab pertanyaan dengan
satu kalimat saja yang mana kata-katatersebut sudah mewakili maksud yang ada.
Adanya keberanianmenjawab atau bisa menjawab ini juga di pengaruhi oleh
keadaanlingkungan yang mendukung (tempat dan waktu).
–
Anggy (3
tahun)Begitu pula pada Anggy ,dia menjawab semua pertanyaan dengankata-kata
yang bisa mewakili apa yang di maksudkan. Semua itukarena adanya dukungan dari
lingkungan sekitarnya (tempat danwaktu).
–
Alfian(3
tahun)
Sedangkan
pada Alfian dia banyak sekali diam,tetapianggukannya sesudah mewakili dari
jawaban atas pertanyaan yangdiajukan. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi
lingkungandisekitarnya yang kurang mendukung (tempat) dan adanya sifat malu.Jadi
dari ketiga anak tersebut dapat disimpulkan bahwa teori behaviorisme ini
benar adanya. Faktor lingkunganlah yang akan memberi stimulus pada anak.
➢
Teori
narativismeTeori narativisme menjelaskan bahwa bahasa bisa dikuasai secara
ilmiah.Seorang anak sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya untuk
bisa berbahasa. Dengan kata lain hal ini dapat diperoleh dari keturunan
orang tua anak tersebut.Berikut ini analisis dari ketiga anak tersebut
adalah sebagai berikut:
–
Aji (3 tahun)Aji
menjawab pertanyaan tersebut dengan kata-kata yang bisadimengerti orang lain
ini tidak semata-mata karena faktor keturunansaja. Faktor keturunan yang
menganggap seorang anak itu cerdas atautidaknya. Sesuai dengan latar belakang
orang tua aji yang berasal darikeluarga yang berpendidikn ini bisa jadi
kepintar yang didapat ini dariorang tuanya.
–
anggy (3
tahun)Pada anggy ini dapat dilihat dari sikap dia yang berani dan dengantenang
menjawab semua pertanyaan dapat disimpulkan bahwa denganlatar belakang orang
tua yang berpendidikan menengah atas tidak berpengaruh dengan
kecerdasan anggy dalam menangkap maksudyang diutara oleh orang lain kepadanya.
–
Alfian (3
tahun)Sedangkan pada alfian ini hasil wawancara tidak begitu mengena. Hal
ini jelas bukan karena faktor kecerdasan secara genetik.Karena pada
kenyataannya latar belakang orang tua anak ini sama dengananggy yang sama-sama
di beri pertanyaan setara. Dari ketiga anak tersebut
dapat
diambil kesimpulan bahwa kecerdasan dalam penguasaan bahasatidak hanya dilihat
dari faktor ilmiah atau genetik saja.
➢
Teori
kognitvismePada teori ini dijelaskan bahwa
sama-sama
mengakui adanya faktor bawaan dan peran lingkungan, namun lebih pada
kekuatan peran berpikir logissebagai penentu perkembangan bahasa. Jika dilihat
dari penjelasan tersebut makateori ini bisa diterapkan pada hasil analisis
ketiga anak tersebut.
–
Aji (3
tahun)Dilihat dari kedua orang tuanya maka aji mempunyaiketurunan/bawaan yang
baik dan apalagi peran lingkungan sangatmendukung. Teori ini sangatlah tepat
untuknya.
–
anggy
(3tahun)Dari keturunan anggy bisa disimpulkan bahwa peran lingkunganlah yang
sangat mendukungnya. Karena walaupun latar belakangorang tua yang berpendidikan
menengah tetapi bukan berarti anggymempunyai kecerdasan yan pas-pasan.
–
Alfian (3 tahun)Begitu
juga dengan alfian peran lingkungan dan faktor bawaansangat mempengaruhi
sehingga membentuk keberhasilan perkembangan anak. Akan tetapi ada
kemungkinan lain pada dirialfian yang bisa dilihat dari sifat pemalunya itu
adalah bawaan darikecil.
PENUTUP
Maka dapat disimpulkan bahwa teori ini benar adanya. Seperti yang terlihat
darihasil analisis ketiga anak diatas. Sesuai dengan keterangan diatas bahwa
anak hanyasebagai penerima pasif. Hal tersebut bisa dibenarkan karena anggy hanya
menjawab pertanyaan dengan satu kalimat saja yang mana kata-kata tersebut sudah
mewakilimaksud yang ada. Adanya keberanian menjawab atau bisa menjawab ini juga di pengaruhi
oleh keadaan lingkungan yang mendukung (tempat dan waktu). Setelahdiwawancarai
dengan berbagai, dan melihat cara berkomunikasi serta tingkah laku anak tersebut penulis menyimpulkan bahwa
anak tersebut menguasai bahasa lisan dengan baik walaupun pelafalannya belum terlalu jelas. Setelah di teliti faktor keluarga
danlingkungan juga mempengaruhi. Dilihat dari faktor keluarga memang
sangat berpengaruhkarena dalam keluarga ini
mereka selalu mengajari cara berbicara yang baik denganmemperbanyak kosa kata dalam bahasa jawa dan
menunjukkan nama-nama benda sertanama-nama
hewan yang ada di sekitarnya. Dengan cara itu anak akan merespon danmengingatnya. Sifat anak tersebut bisa di
golongkan sebagai anak pemberani. Hal initerbukti dengan cara dia menyampaikan
jawaban, pertanyaan yang dia lontarkan sertakata-kata yang dia ucapkan
kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjojo,Soejono.2010.
Psikolinguistik:Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.
Jakarta.Yayasan
Obor Indonesia
http://susilo.adi.setiawan.student.fkip.uns.ac.id/2009/10/21/pikiran-dan-bahasa-dalam-kajian- psikolinguistik/
http://bilikide.blogspot.com/2009/03/pengertian-bahasa_30.html
"http://www.infodiknas.com/pemerolehan-bahasa-anak-usia-tiga-tahundalam-lingkungan-keluarga/" http://www.infodiknas.com/pemerolehan-bahasa-anak-usia-tiga-tahundalam-lingkungan-keluarga/
"http://elylucuimud.wordpress.com/2010/06/24/pemerolehan-dan-perkembangan-bahasa-anak/" http://elylucuimud.wordpress.com/2010/06/24/pemerolehan-dan-perkembangan-bahasa-anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar