A. Kurangnya kepedulian program KB
Selama
ini, masalah kependudukan boleh dikatakan masih kurang mendapat perhatian
darimasyarakat maupun tokoh-tokoh masyarakat. Baik itu dari para politisi,
tokoh agama, pakar ekonomi maupun tokoh masyarakat lainnya. Memang pada saat
ini sebagian besar orang padaumumnya sudah tidak berkeberatan lagi dengan
program untuk mengontrol kelahiran, tetapisayangnya masih kurang sekali
kesadaran untuk melaksanakannya. Dianggap sebagai hal yangtidak penting.
Padahal, kalau kita mau menyadari, sebenarnya masalah kependudukan ini
adalahmasalah yang teramat penting. Tidak kalah pentingnya dengan berbagai
macam masalah lainnyayang seringkali kita perdebatkan dalam berbagai seminar
dan diskusi. Dan sebenarnya berkaitanerat dengan masalah ekonomi, hukum dan
norma agama. Jadi, memang tidak bisa diabaikan begitu saja.Sebenarnya,
masalah kependudukan ini sudah bisa diatasi dengan baik bila saja sejak dulu
sudahada upaya yang sungguh-sungguh dari pihak pemerintah maupun tokoh-tokoh
masyarakat untuk mengatasi masalah ini. Sayangnya, hal itu dulu masih
belum ada. Dulu masih banyak orang yangmenentang program KB. Kalau pun sudah
ada yang menyetujuinya, umumnya mereka masihenggan melaksanakannya.
Pada
zaman Orde Lama, dari pihak pemerintah pun tidak adakesadaran akan masalah ini.
Pada saat itu jumlah penduduk Indonesia masih berkisar 100 juta jiwa dan
seandainya pada saat itu sudah ada upaya yang sungguh-sungguh tentunya tidak
perlu penduduk Indonesia meledak seperti sekarang ini.Hingga saat ini memang
masih banyak orang yang menganggap bahwa teori yang dikemukakan.oleh Malthus
sudah tidak berlaku lagi karena adanya berbagai macam kemajuan pada
bidang pertanian yang bisa melipatgandakan jumlah makanan. Tetapi, mereka
nampaknya melupakan bahwa kemajuan teknologi bukanlah hanya pada bidang
pertanian, tetapi juga pada bidangkesehatan dan kedokteran. Jadi, tingkat
kematian menurun dengan cukup drastis sedangkantingkat kelahiran tetap
bertambah menurut primitif rate. Maka semakin sesaklah bumi kita ini dan
semakin sulitlah memenuhi kebutuhan pangan karena tingkat pertumbuhan penduduk
dunia yangsekitar 1,2 persen per tahun sedangkan lahan pertanian hanya
bertambah 0.8 persen saja. Jumlah ini pun semakin hari semakin berkurang saja
karena semakin meningkatnya kebutuhanakan perumahan. Apalagi, kita memang tak
akan pernah bisa menciptakan teknologi yang bisameningkatkan luas tanah di
planet bumi. Jadi, hanya bila suatu saat kita memang telah bisamendirikan
koloni di planet Mars atau galaksi yang lain dan bisa pergi ke sana dengan
ongkossetara naik kereta Purbaya barangkali kita tak perlu susah payah
mengatasi masalahkependudukan ini. Jadi, prediksi Malthus, atau lengkapnya
Thomas Robert Malthus (1766-1834),dalam hal ini memang bisa dikatakan cukup
tepat dan tetap berlaku hingga saat ini. Dan teoriMalthus tentang kependudukan
yang ditulis dalam esainya yang berjudul Essay on the Principleof Population
ini juga sebenarnya yang turut memberikan pengaruh yang sangat besar
untuk meyakinkan Darwin tentang terjadinya proses seleksi alam dalam
evolusi mahluk hidup. Malthusmenyatakan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk
adalah berdasarkan deret geometri (1, 4, 9,16, ... dst.) sedangkan jumlah
makanan hanyalah bertambah menurut deret aritmetika (1, 2, 3, 4,... dst.).
Hal
ini tentu pada akhirnya akan menim¬bulkan persaingan mati-matian antar
Homosapiens untuk memperebutkan sumber makanan karena berlebihnya jumlah
penduduk. Memang pada saat ini tidak perlu sampai ada pertempuran antar
negara untuk memperebutkan sumber makanan seperti yang terjadi pada
suku-suku primitif, tetapi persaingan antar individu untuk memperebutkan
sumber makanan (atau dalam hal ini cara untuk mencari makan alias
pekerjaan)dalam skala yang sangat... sangat besar ternyata juga tak kalah buruk
akibatnya karena tempatyang tersedia makin hari makin terbatas jumlahnya. Dalam
masyarakat industri setiap orangmemang tak lagi mencari makan secara langsung
dengan cara pergi ke sawah. Akibatnya, merekayang tidak mendapatkan tempat yang
layak terpaksa mencari yang kurang layak, yang tidak mendapatkan yang
kurang layak terpaksa mencari yang tidak layak. Dan dari hari ke hari merekaini
semakin besar saja jumlahnya. Ini tentu pada akhirnya menimbulkan berbagai
macam masalahsosial yang susah dibenahi.
Timbulnya pengangguran-pengangguran yang
semakin melimpah ruah ini pun pada akhirnya menimbulkan banyak
masalah juga karena orang yang tidak bekerja bukan berarti mereka lalu
tidak makan. Mereka tetap makan juga dan banyak di antaranya yang kemudian
terpaksa melakukan apa saja untuk menyambung hidupnya. Bila sebagian di antara
mereka masih bersedia untuk menyambung hidup secara halal, maka ternyata banyak
juga di antaranya yang kemudian terpaksa harus dengan cara melanggar hukum
dan norma agama sebab kebutuhan perut memang tak dapat ditunda sehari pun. Bila
kaum prianya banyak yang terjerumus melakukan kejahatan, maka kaum wanitanya
banyak yang terperosok ke dalam prostitusi. Dan rasanya, tidak ada seorang pun
yang bercita-cita untuk menjadi penjahat semasa kecilnya. Juga menurut
sebuah penelitian, 95 persen wanita tuna susilasebenarnya juga ingin melakukan
pekerjaan yang lain.[1] Yang halal, yang terhormat, yang baik- baik. Kalau
ada. Yah, memang mana ada wanita yang semasa kecilnya pernah bercita-cita
untuk menjadi pelacur.[2] Cobalah tanya anak-anak kecil di kampung Anda
apa cita-cita merekaketika dewasa kelak. Apakah ada yang bercita-cita untuk
menjadi pelacur?Karena itu, kita memang tidak bisa memberantas keja¬hatan,
tidak bisa memberantas pelacuran, bila rakyat kita masih didera kemiskinan.
Tidak bisa hanya dengan menembaki setiap penjahat karena mereka akan tumbuh
lagi. Tidak bisa hanya dengan beramai-ramai membakari kompleks prostitusi
karena mereka akan mencari tempat yang lain lagi. Bukan pekerjaan yang lain
karena memang tidak ada.
Apa
yang harus kita lakukan memang adalah memberantas penyebabnya,yaitu memberantas
kemiskinan dan pengangguran. Dan salah satu cara memberantas kemiskinan dan pengangguran
ini adalah dengan kontrol kelahiran sebab dengan kontrol kelahiran kita
akan bisa dengan lebih mudah mengatasi kemiskinan karena akan terdapat
ruang yang cukup bagisemua orang untuk mencari makan. Dengan itu pula kita akan
bisa dengan lebih mudah mengatasi pengangguran karena kita memang akan bisa
lebih mudah pula mengupayakan agar pertumbuhan angkatan kerja
senantiasa sesuai dengan lapan¬gan kerja yang tersedia. Bisa mengupayakan agar
setiap orang bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang
layak sehingga ia tidak akan mudah tergoda untuk melakukan hal-hal yang
melanggar hukum maupun norma agama. Dengan tersedianya pekerjaan dan penghasilan
yang layak bagi setiap orang, makadengan demikian kita telah bisa memberantas
kejahatan tanpa harus menembaki setiap penjahat.Bisa membasmi pelacuran tanpa
harus membakar setiap kompleks prostitusi. Kita juga tidak lagi akan diresahkan
oleh ulah para pemuda pengangguran yang nongkrong disudut-sudut jalan sambil
bermabuk-mabukan. Mengompas orang yang kebetulan lewat. Juga
tak perlu lagi diresahkan oleh ulah "pak ogah" atau anak-anak
jalanan yang sekedar mencari uang logam di setiap perempatan jalan. Mereka semua
tidak akan ada bila mereka bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang
layak. Mereka akan hidup tenang tentram di rumah bersama keluarganya, bersama
istri dan anak-anaknya, bersama saudara dan keluarganya tanpa harus mencari
mangsa atau menggangu orang lain di jalan-jalan.Jadi, hal utama yang harus kita
lakukan memang adalah meniadakan kondisi lingkungan yang bisa menyebabkan
terjadinya pelanggaran hukum dan norma agama tersebut. Tetapi, apa boleh buat,
selama hal itu belum tercapai hukum yang tegas tetaplah harus dijalankan
karena masyarakat pun haruslah bisa dijamin keamanannya. Akan tetapi, bila kita
memang benar-benar mau memikirkan dan berupaya mengatasi masalah
kependudukan dengan serius, maka secara perlahan-lahan angka kejahatan dan
juga berbagai macam problem sosial lainnya akan bisa ditekan seminimal mungkin.
Dan akan bersihlah bumi Indonesia ini dari pelacuran, kejahatan,kemiskinan dan
pengangguran. Akan terciptalah negeri yang tata tentram serta sejahtera. Oleh karena itu, sekali
lagi, kita memang harus berupaya memikirkan dan mengatasi masalah kependudukan
ini dengan sebaik-baiknya. Tanpa itu, jangan harap kesejahteraan dankemakmuran
akan bisa terwujud meskipun pemerintahan yang ada adalah pemerintahan
yang benar-benar demokratis dan jujur sebab dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk, maka akan semakin sulit pula bagi kita untuk mengatasi
kemiskinan, pengangguran serta berbagai macam problem sosial lainnya. Kita bisa
melihat bahwa dengan jumlah penduduk yang "hanya"200 juta saja sudah
banyak orang yang keleleran, apalagi bila jumlah itu
terus-menerus bertambah tanpa henti seperti yang terjadi selama ini. Akan
semakin banyak orang miskin,semakin sempit tanah yang ada, semakin mahal harga
rumah, semakin sulit dan mahal pula tanahkuburan (betapa malangnya nasib anak
cucu kita nanti, apakah mesti kita larung saja mayatmereka di Laut Kidul?),
juga akan semakin banyak kampung kumuh, semakin banyak pengemisdan kaum jembel,
semakin sulit cari kerja, semakin banyak pengangguran, semakin banyak kejahatan,
semakin banyak pak ogah´, semakin banyak anak jalanan, semakin marak
prostitusi,semakin membanjir arus urbanisasi dan ke luar negeri, semakin sempit
trotoar karena diserobotkaki lima, semakin macet jalan-jalan, semakin sulit
cari tempat parkir, semakin bertimbun asap polusi, semakin sulit air
tanah, semakin habis hutan lindung, semakin.... Dan seterusnya. Bolehditeruskan
sendiri. Pokoknya, semuanya menjadi bertambah semangkin saja.Bila pun masih ada
yang kurang yakin tentang hal ini bisa menengok ke negara-negara AsiaSelatan.
Serba kumuh dan amburadul. Tingkat kesejahteraan rakyat dan jumlah buta
hurufnya masihlah sangat memprihatinkan walaupun mereka adalah negara-negara yang
demokratis, bahkan sampai ada yang dijuluki sebagai negara demokratis
terbesar di dunia.
B. Masalah Lingkungan
Selain
menimbulkan berbagai macam masalah sosial, jumlah penduduk yang semakin
bertambahini juga menimbulkan dampak pada masalah yang lain, yaitu masalah
lingkungan. Semakin banyak penduduk berarti semakin banyak areal
persawahan dan hutan yang berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk. Dan bila
tadi sudah dibahas bagaimana jumlah penduduk yangsemakin bertambah ini
menyebabkan urbanisasi dan menimbulkan berbagai masalah sosial dikota-kota,
maka kali ini kita bisa melihat bagaimana mereka yang tinggal menetap di desa
pun menimbulkan masalah lain yang tak kalah seriusnya, yaitu kehancuran hutan
yang ada, termasuk juga hutan lindung yang mesti dijaga.Meski
demikian, ini bukanlah berarti bahwa perusakan hutan oleh perusahaan raksasa
kemudian kita abaikan begitu saja sebab jumlah 20 hingga 40 persen dari ratusan
juta hektar bukanlah jumlah yang sedikit. Dan bila dibiarkan, maka
lama-lama pun akan bisa menghancurkan seluruh hutan yang ada.
Kerusakan
hutan yang ditimbulkan oleh penebangan yang semakin menjadi-jadi, baik
oleh penduduk lokal maupun perusahaan besar, selain mengakibatkan apa yang
telah disebutkan diatas, juga akan bisa menyebabkan banjir, tanah longsor serta
endapan lumpur. Di Serawak misalnya, erosi ini telah menyebabkan endapan
lumpur mencemari dua pertiga sungai di sana.Entahlah apa pendapat Dr. Mahathir
tentang masalah ini. Lenyapnya hutan tropis ini juga berartitidak akan ada lagi
paru-paru dunia yang bisa menyerap polusi yang semakin melimpah, yang pada
saat ini sebagian terbesar adalah hasil sumbangan dari negara-negara industri
maju. Dan kelak ditambah dengan semua negara yang ada di dunia sebab semua
negara-negara berkembang memang bercita-cita ingin menjadi negara industri
besar. Besar-besaran kalau perlu, meskidengan gaji pekerja cukup kecil-kecilan
saja.
Pada
akhirnya, kerusakan hutan ini juga akan bisa memusnahkan jutaan spesies flora
dan faunayang ada, termasuk juga tanaman yang bisa bermanfaat bagi obat-obatan.
Tak sampai 30 tahunlagi, pada tahun 2020 diperkirakan sepersepuluh sampai
seperlima dari 10 juta spesies tanamandan tumbuhan akan musnah sebab 50 persen
dari spesies itu hidup di hutan-hutan tropis yangterus digerogoti. Dan sekali
sebuah spesies musnah, ia akan musnah untuk selamanya. Bagi peminat ilmu alam,
hal seperti ini akan bisa membuatnya merasa berduka. Barangkali
perkataan Nietszche memang benar adanya. Dunia ini begitu indah,´
demikian katanya suatu ketika.Tetapi, ia mempunyai wabah yang sangat berbahaya:
manusia.´Selain mengakibatkan kehancuran hutan yang ada, pertambahan penduduk
yang semakin tak terkendali juga akan bisa mengakibatkan pencemaran yang
luar biasa pada pantai dan lautan.Kini tamasya laut bukan lagi janji
kenyamanan. Mereka yang dekat dengan pantai tahu bahwakini laut-laut begitu
jorok, dipenuhi sampah plastik, dan ikan-ikan lenyap. Tapi, sebenarnya,tumpahan
minyak, limbah pabrik dan sampah kota cuma masalah yang kasat mata.
Ancaman
utama untuk laut, 70 sampai 80 persen dari seluruh polusi bahari adalah sedimen
dan pencemar yang mengalir ke laut dari sumber daratan, seperti lapisan
tanah teratas, pupuk, pestisida dansegala bentuk buangan industri. Terumbu
karang, khususnya, amat rawan terhadap sedimen. Kinikarang yang menyediakan
rumah bagi sebagian besar spesies ikan di dunia di sepanjang Asia,Australia dan
Karibia mulai berkurang.Jadi, pertumbuhan penduduk yang tak terkendali ini
memang bisa menyebabkan berbagai masalah dalam berbagai bidang kehidupan.
Mengenai pencemaran pada lautan ini adalah suatuhal yang rasanya
mengkhawatirkan mengingat dua pertiga negeri kita ini adalah terdiri
darilautan. Terlebih lagi lautan sebenarnya menyimpan kekayaan yang selama ini
belum tereksploitasi sepenuhnya. Ikan-ikan kita sebagian besar membusuk di
lautan tanpa sempat dikail nelayan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar