Terima Kasih Atas Kunjungannya

Rabu, 27 Maret 2013

Menata Cinta dan Kegalauan


Kenapa ada orang yang galau?. Karena ia lupa akan prinsip-prinsip hidupnya. Prinsip hidup yang harus dibangun:
maa fii qalbii ghairullah (Tidak ada di hatiku selain Allah)
Jika prinsip hidupnya maa fii qalbii ghairullah, maka akan tenang apapun kondisinya.
Orang yang hatinya kosong dari harta bukan berarti ia miskin. Dan apakah orang yang di hatinya hanya ada Allah tidak bisa mencintai?. Tidak juga, tapi itu adalah sebenarnya cinta. Kalau cinta yang sebenarnya itu relatif.
Sebenarnya cinta adalah cinta yang tumbuh dari hati yang di dalamnya hanya ada Allah. Sebenarnya cinta akan terasa kesejukannya pada saat kebeningan hati bertemu dengan kelezatan nafsu. http://mediasholeha.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif?m=1207340914g
Ke dalam diri manusia sudah Allah Ta’ala letakkan dua bejana, yaitu bejana HATI dan NAFSU. Dalam hidup ini banyak orang yang salah mengisinya. Misalnya ketika cinta kepada manusia diletakkan di hati. Cinta itu ada di dalam nafsu. Sama halnya dengan benci, bukan di hati tapi di nafsu. Ketika bertamu misalnya, kita disuguhi toples isi teh dan gelas isi kue. Tidak sesuai.
Nafsu
Hati
Susah  Senang
Benar
Benci  Cinta
Baik
Takut  Berani
Mulia
Nafsu menimbulkan keinginan/rasa ingin. Nafsu adalah mata air segala keinginan. Kemudian muncullah perbuatan. Yang meletakkan rasa ingin adalah Allah, dan semua bergantung pada isinya nafsu.
Apapun isinya nafsu itu lezat, kecuali benci… Kalau orang gampang membenci, berarti baginya benci itu nikmat.
Apa yang dimaksud dengan isi HATI yang benar, baik, dan mulia?
BENAR : Sesuai dengan keinginan Allah Ta’ala
BAIK : Membaikkan perasaan orang lain
MULIA : Mengangkat nilai diri [di hadapan Allah Ta’ala]
Orang yang berbuat baik, belum tentu orang baik. Misalnya, anak berbuat baik kepada orang tua karena selama ini orang tuanya telah berbuat baik kepadanya. [QS. Al Isra’: 23][QS. Al Ankabut: 8]
Kalau kita berbuat baik kepada orang tua, sedangkan orang tua kita “njelehi”, keinginan mereka tidak sesuai dengan kita, dll, maka kita bisa dibilang orang baik.
Jika isi hati bertemu dengan nafsu, maka ketika susah pun adalah susah yang baik, benar, dan mulia. Misalnya, susah karena tadi malam tidak tahajjud.
CINTA yang benar adalah cinta yang sesuai dengan keinginan Allah.
CINTA yang benar:
-          Tidak mencintai karena penampilan fisik
-          Tidak membeda-bedakan cinta
-          Tidak ada harapan untuk memiliki
-          Tidak ada cinta dalam dan untuk kemungkaran
CINTA yang baik :
-          Tidak menimbulkan dampak negative (misalnya: VMJ, berhayal, dll)
-          Menjadi energy penyemangat untuk melipatgandakan ibadah dan amal shalih
-          Membuat diri luluh dalam kebeningan dan kesucian
CINTA yang mulia:
-          Menyejukkan hati siapapun
-          Tidak menggejolakkan nafsu orang lain
-          Menginspirasikan kebaikan untuk sesama
-          Menjadi contoh bagi siapapun yang menginginkan sebenarnya cinta

Tidak ada komentar: