BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, setiap manusia senantiasa
berinteraksi dengan manusia lainnya, bahkan cenderung
hidup berkelompok atau berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama yang tidak
mungkin dicapai bila ia sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan terus
berkembang dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan
organisasi. Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok/tim
dalam setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini kemudian
akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh masing-masing
individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi/kelompok. Sebuah
organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah
orang yang menjalankan serangkaian aktivitas tertentu secara teratur guna
tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan
masyarakat modern, manusia merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia
juga perlu mengatur lingkungannya, memelihara ketertiban, mengelola dan
mengontrolnya lewat serangkaian aktifitas yang kita kenal dengan manajemen dan
organisasi. William (1956) menyebutnya dengan istilah “The Organisation
Man”.
Dalam setiap
organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang berperan sebagai
pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai anggota/karyawan. Semua
orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Tidak
ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral
dari organisasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar
bagian dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja
orangorang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi
terletak pada efektivitas Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk
menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima
informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi.
B. Tujuan
Agar kita dapat mengetahui tentang Peranan Komunikasi Dalam Organisasi, Defenisi Fungsional Komunikasi
Organisasi, Unit Komunikasi, Proses
Komunikasi dan Jaringan Komunikasi,serta Fungsi Komunikasi Dalam
Organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peranan Komunikasi Dalam Organisasi
Yang
dimaksud dengan proses komunikasi adalah proses yang menggambarkan kegiatan
komunikasi antar manusia yang bersifat interaktif, relasional, dan
transaksional dimana komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan melalui
media tertentu dengan maksud dan tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat
Gibson (1994) proses komunikasi terdiri dari lima unsur yakni: Komunikator,
pesan, perantara, penerima, dan balikan. Adapun Lasswell (1984), yaitu orang
pertama yang mengajukan model proses komunikasi membuat formula sebagai
berikut: Siapa, mengatakan apa, bagaimana caranya, kepada siapa, dan apa
hasilnya. Sementara Berlo (1960) menggambarkan proses komunikasi terdiri dari
tujuh elemen yakni:
1) Sumber
komunikasi
2)
Pengkodean
3) Pesan
4) Saluran
5)
Pendekodean
6) Penerima,
dan
7) Umpan
balik.
Dalam
konteks organisasi, proses komunikasi di atas yang digambarkan lewat model
dapat disimpulkan bahwa, komunikasi merupakan aktivitas yang menghubungkan
antarmanusia dan antar kelompok dalam sebuah organisasi. Komunikasi antar
individu dan kelompok/tim dalam organisasi menciptakan harapan. Harapan ini
kemudian akan menghasilkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban untuk
mencapai tujuan bersama/ organisasi. Agar pimpinan dapat mempengaruhi dan
memotivasi para pekerja/karyawan agar secara bersama-sama mewujudkan tujuan
organiasasi maka perlu dikembangkan sistem komunikasi yang efektif. Apabila
komunikasi efektif, ia dapat mendorong timbulnya prestasi kerja dan kemudian
akan memunculkan kepuasan kerja.
Ditinjau dari aspek Business,
organisasi adalah sarana manajemen [ditinjau dari
aspek kegiatannya, bukan struktur].
1. Tujuan
organisasi TIDAK MUNGKIN tercapai tanpa manajemen.
2. Manajemen TIDAK MUNGKIN ada tanpa organisasi.
Manajemen ada, jika ada tujuan yang akan dicapai atau diselesaikan.
Korelasi
antara Ilmu Komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
1. Bentuk
komunikasi apa yang terjadi
2. Metode
dan teknik apa yang dipakai
3. Media
apa yang dipakai
4. Bagaimana
prosesnya, dan faktor apa saja penghambatnya
2.2 Defenisi Fungsional Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan
dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi
dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam
suatu lingkungan.
2.3 Unit Komunikasi
Suatu sistem didefinisikan oleh Pool [1973] sebagai
“setiap entitas berkelanjutan yang mampu berada dalam dua keadaan atau
lebih” . Dalam suatu sistem komunikasi, keadaan itu adalah hubungan
antara orang-orang. Dalam suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tsb adalah
hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan [posisi-posisi] . Unit
mendasar komunikasi organisasi adalah seseorang dalam suatu jabatan. Orang bisa
disosialisasikan oleh jabatan, menciptakan suatu lingkaran yang lebih sesuai
dengan keadaan jabatan, pada saat yang sama jabatan tsb dipersonalisasikan,
menghasilkan suatu figur atau gambar yang sesuai dengan eadaan orang tsb. Bila
kita melihat apa yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi, kita
menemukan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi :
1. Penciptaan pesan atau, lebih tepatnya, penciptaan
pertunjukkan [to display menurut Random House Dictionary of The
English Language 1987 : anda membawa sesuatu untuk diperhatikan seseorang
atau orang lain; menyebarkan seseuatu sehingga sesuatu tsb dapat terlihat secara
lengkap dan menyenangkan.
2. Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukkan [to
intepret : menguraikan atau memahami sesuatu dengan suatu cara tertentu.
2.4 Proses Komunikasi dan Jaringan Komunikasi
1. Proses
Komunikasi
a. Komunikasi
Internal
Pertukaran
gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam
struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan
vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan
manajemen] [lihat skema Internal Audience]. Dua dimensi komunikasi
internal :
b. Komunikasi
vertikal !
Komunikasi
dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal
balik [two way traffic communication].
Downward
Communication ! komunikasi atas ke bawah. Contoh pimpinan memberikan
instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat,
majalah intern [lihat contoh skema]
Upward
communication ! dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan,
saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan.
Hambatannya
adalah apabila saluran komunikasi dalam organisasi tidak berjalan atau digunakan
sebagaimana mestinya, karena hal ini berpengaruh terhadap operasional
organisasi [perusahaan]. Organisasi terdiri atas sejumlah orang; melibatkan
keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi
mensyaratkan komunikasi. Interkasi antara pimpinan organisasi [top manajer
dengan middle manager] dengan audience di luar organisasi.
Manajer = pemimpin organisasi
[swasta, BUMN atau pemerintah] peranannya dapat berpengaruh terhadap internal
public [karyawan] dan external public [di luar organisasi, tetapi
ada pengaruhnya
1. Peranan
Antarpersona [Interpersonal Role]
" Peranan Tokoh [figurhead role]
" Peranan Pemimpin [leader role]
" Peranan Penghubung [liaison role]
2. Peranan
Informasional [Informational Role]
" Peranan Monitor [monitor role]
" Peranan Penyebar [disseminator role]
" Peranan Jurubicara [spokesman role]
3. Peranan
Memutuskan [Decisional Role]
" Peranan Wiraswasta [enterpreneur role]
" Peranan Pengendali Gangguan [distrurbance
handler role]
" Peranan Penentu Sumber [resource allocator
role]
"
Peranan Perunding [negotiator role]
c. Komunikasi Eksternal
Komunikasi
antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak audience di luar
organisasi. [lihat skema ekternal audience]
2. Jaringan Komunikasi
Menurut De
Vito (1997), jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan
pesan dari satu orang ke orang lain dalam organisasi. Jaringan organisasi ini
berbeda besar dan strukturnya pada masing-masing organisasi, dan biasanya
disesuaikan dengan kepentingan dan tujuan organisasi tersebut. Secara umum
jaringan komunikasi dapat dibedakan atas dua bagian yaitu: jaringan komunikasi Formal
dan jaringan
komunikasi Informal. Dengan kata lain hubungan yang terjadi dalam organisasi dapat terjadi secara formal dan informal.
Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi diantara para anggota
organisasi yang secara tegas telah direncanakan dan ditentukan dalam struktur
organisasi formal. Komunikasi formal ini mencakup susunan tingkah laku
organisasi, pembagian departemen atau tanggung jawab tertentu, posisi jabatan,
dan distribusi pekerjaan.Ada tiga bentuk arus komunikasi dalam jaringan
komunikasi formal seperti yang tertera dalam struktur yakni:
1. Downward
communication (komunikasi ke bawah)
2. Upward
communication (komunikasi ke atas)
3. Horizontal
communication (komunikasi horizontal).
1. Komunikasi
ke Bawah
Komunikasi
ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari atas ke bawah. Komunikasi ke
bawah biasanya diberikan oleh pimpinan kepada bawahan atau kepada para anggota
organisasi dengan tujuan untuk memberikan pengertian mengenai apa yang harus
dikerjakan oleh para anggota sesuai dengan kedudukannya. Pesan-pesan tersebut
dapat dijalankan melalui kegiatan: Pengarahan, petunjuk, perintah, teguran,
penghargaan, dan keterangan umum. Menurut Lewis (dalam Arni, 2002), komunikasi
ke bawah juga dimaksudkan untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi
ketakutan, dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, dan mempersiapkan
anggota organisasi untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan. Komunikasi ke bawah ini dapat diberikan secara lisan,
tertulis, dengan gambar atau simbolsimbol, dalam bentuk surat edaran,
pengumuman atau buku-buku pedoman karyawan/anggota.
2. Komunikasi ke Atas
Komunikasi
ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawah ke atas, yakni pesan yang
disampaikan oleh para anggota organisasi/ bawahan kepada pimpinan. Komunikasi
ini dimaksudkan untuk memberikan masukan, saran atau bahan-bahan yang
diperlukan oleh pimpinan agar pimpinan dapat melaksanakan fungsi dengan
sebaik-baiknya. Selain itu komunikasi ke atas ini juga menjadi saluran bagi
para anggota/karyawan untuk menyampaikan pikiran, perasaan yang berkaitan
dengan tugas-tugasnya. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan: pemberian
laporan, pemberian saran/pendapat, baik secara lisan,
tertulis atau dengan menggunakan
simbol dan gambar.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi
horizontal atau mendatar terjadi diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan
sederajat atau satu level. Pesan yang disampaikan biasanya berhubungan dengan
tugas-tugas, tujuan kemanusiaan, saling memberi informasi, penyelesaian
konflik, dan koordinasi. Koordinasi diperlukan untuk mencegah tendensitendensi,
selain itu juga dimaksudkan untuk memelihara keharmonisan dalam organisasi.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara; rapatrapat komite, interaksi
informal, memo dan nota, dan lain-lain. Komunikasi Informal adalah
komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi atas dasar kehendak
pribadi, tanpa memperhatikan posisi/kedudukan mereka dalam organisasi.
Informasi dalam komunikasi informal ini mengalir ke atas, ke bawah, atau
secarahorizontal, dan ini terjadi jika komunikasi formal kurang memuaskan
anggota akan informasi yang diperlukan. Komunikasi informal disebut juga dengan
grapevine (desas desus) cenderung berisi laporan rahasia mengenai orang,
atau kejadiankejadian di luar dari arus informasi yang mengalir secara resmi.
Namun walaupun informasinya bersifat informal, grapevine ini bermanfaat
bagi organisasi. .
2.5. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Sebuah organisasi akan bubar karena ketiadaan komunikasi. Coba bayangkan
jika komunikasi tidak ada dalam organisasi? Para karyawan tidak akan tahu apa
yang akan dikakukannya dan apa yang dikerjakan rekannya. Pemimpin tidak bisa
memberikan instruksi dan menerima masukan dari bawahannya. Koordinasi tidak
berjalan, kerja sama tidak terjadi, masingmasing orang tidak dapat
mengkomunikasikan perasaannya, kebutuhannya, masalah yang dihadapinya dalam
pekerjaan kepada rekannya/ timnya, suvervisornya atau kepada pimpinannya.
Komunikasi merupakan aktivitas yang menghubungkan antar manusia dan antar
kelompok dalam sebuah organisasi. Kalau berbicara tentang komunikasi organisasi
maka yang terbayang adalah peranan dan status dari setiap orang dalam
organisasi, karena peranan dan status itu juga menentukan cara seseorang
berkomunikasi dengan orang lain. Jika jenis dan pembagian pekerjaan
demikian banyak, beragam, dan berbeda-beda, maka dibutuhkan sebuah jalinan.
Jalinan yang dimaksud di sini adalah komunikasi. Komunikasi antara seorang
pimpinan dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan, atau komunikasi sesama
bawahan. Dalam komunikasi organisasi ini dikenal dengan istilah Downward
communication, Upward communication, dan Horizontal communication.
Menurut
Scott dan T.R. Mitchell (1976) komunikasi mempunyai empat fungsi dalam
organisasi, yakni:
1) kendali (kontrol/
pengawasan),
2) motivasi,
3) pengungkapan emosional, dan
4) informasi.
Sebenarnya
banyak sekali hasil penelitian para ahli yang menemukan fungsi komunikasi
(pesan) dalam organisasi.
Sedangkan menurut Thayer ada lima
yaitu:
1. untuk
memberi informasi,
2. membujuk,
3. memerintah,
4. memberi
instruksi, dan
5. mengintegrasikan
organisasi.
Terakhir
Greenbaumn mengemukakan bahwa fungsinya adalah untuk mengatur, untuk melakukan
pembaruan, integrasi, memberikan informasi dan instruksi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi
dari seseorang kepada orang lain dalam lingkungan oraganisasi. Dalam
penyelengaraan organisasi komunikasi sangat diperlukan sebab dengan komunikasi
akan muncul hal-hal positif seperti:
1. Timbulnya kemahiran dalam
bekerja.
2. Timbulnya semangat dalam bekerja.
3. Timbulnya
kerja sama.
Dengan
adanya hal-hal positif di atas, maka dalam sebuah organisasi, komunikasi harus
terselenggara dengan baik dan efektif. Komunikasi dapat dikatakan berjalan baik
dan efektif apabila setiap anggota memperoleh keterangan-keterangan yang jelas
dalam melaksanakan pekerjaannya. Lewat komunikasi rasa ingin tahu dapat
tersalurkan, hal ini mampu mendorong semangat kerja. Selain itu komunikasi juga
membantu menyatukan anggota organsisasi untuk bekerja sama. Oleh karena itu
komunikasi mutlak diperlukan demi tercapainya tujuan organisasi.
3.2 Saran
Sebagaimana
telah dibahas mengenai “Peranan
Komunikasi Dalam Organisasi”agar dapat dipahami dan
dimengerti serta dapat dikembangkan baik di internal maupun eksternal kampus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar